Makalah Sosiologi Umum

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

1.1       Latar Belakang

 

           Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu(manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group)yang di landasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatkan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduannya.     

           Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.kelompok di ciptakan oleh anggota masyarakat.kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.

           Manusia sejak lahir hingga menjadi orang dewasa tentunya sudah masuk pada sebuah kelompok. Mulai kita dilahirkan dan dibesarkan kita masuk kedalam sebuah kelompok yaitu keluarga. Selain keluarga, kitapun menganut agama, suku dimana agama dan suku pun termasuk kedalam kelompok. Memasuki jenjang pendidikan sekolah menengah pertama kita mulai mengenal berbagai ekstrakulikuler yang dimana kita masuk menjadi salah satu anggota kelompok tersebut. Kelompok sosial merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia, karena hampir semua kegiatan yang berlangsung di dalam kehidupan merupakan kegiatan di dalam kelompok.

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

2.1       Kelompok Sosial

 

Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.    

Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduanya.

Sebuah kelompok suatu waktu dibedakan secara kolektif, sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam aktifitas umum namun dengan arah interaksi terkecil.

2.2       Ciri dan Syarat Kelompok Sosial

Berikut ini akan disebutkan beberapa ciri kelompok sosial:

• Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain 

• Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya.

Adapun syarat kelompok sosial sebagai berikut.

 a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.

b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.

c. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok       itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat  merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama,  ideologi politik yang sama dan lain-lain.

2.3                   Kelompok Sosial Formal dan Kelompok Sosial informal

 

            Kelompok formal merupakan proses interaksi sosial dari perkumpulan antara dua orang atau lebih yang bersatu untuk meningkatkan diri pada tujuan bersama yamg telah disepakati dan memahami aktivitas kerja yang rasional secara sadar atau tanpa unsur paksaan. Atau bisa juga disebut, kelompok formal adalah media yang rasional dan terobjek untu mengenai kemampuan dalam diri seseorang.

            Kelompok informal merupakan perkumpulan antar dua orang atau lebih yang melibatkan diri secara tidak sengaja pada suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Atau juga disebut sebagai kelompok yang terbentuk secara tidak resmi. Pengetian lain menyebutkan bahwa kelompok informasi meupakan bentuk kesatuan anatara hidup manusia yang tidak di atur dengan peraturan yang jelas serta struktur atau organisasi tertentu . Kelompok informasi tebentuk disebebakan dari intensitas pertemuan yang terjadi berulang kali dimana adanya pertemuan tersebut merupakan dasar yang utama dari terbentuknya kepentingan-kepentingan serta pengalaman yang sama. Misalnya klik ( clique) yakni suatu kelompok kecil tanpa didasarkan pada srtuktur formal yang biasanya menjadi pedoman pada kelompok yang lebih besar.

 

 

 

2.4       Lembaga Sosial

Ada beberapa definisi lembaga sosial menurut para ahli, yaitu:

a.       Paul Horton dan Chester L.Hunt

Lembaga sosial adalah system norma-norma sosial dan hubungan-hubungan yang menyatukan nilai-nilai dan prosedur-prosedur tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar mesyarakat.

b.      Peter L.Berger

Lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyatukan perbuatan manusia ditekan pleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang sesuai dengan keinginan masyarakat.

c.       Mayor polak

Lembaga sosial adalah suatu kompleks atau system peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai penting.

 

2.5       Ciri dan Fugsi Lembaga Sosial

            Ciri-ciri umum lembaga sosial menguraikan sebagai berikut:

1.      Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarkat yang hasilnya. Ia terdiri atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakuan, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.

2.      Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh karna itu lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan dibakukan.

3.      Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga perkawinan perbankan, agama, dan lain-lain.

 

Fungsi lembaga sosial

 

1. memberikan pedoman pada angota-anggta masyarakat, bagaimana mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul atau be rkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangkut hubungan pemerintah kebutuhan.

2. menjaga kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.

3, memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengdakan system pengendalian sosial, yaitu system pengawasan masyarakat terhadap anggota-anggotanya.

2.6       Asosiasi

            Asosiasi adalah suatu perkumpulan bersama beberapa individu yang memiliki ikatan. Asosiasi ini banyak terjadi pada lingkungan sosial atau di masyarkat. Nah, dalam hal ini asosiasi adalah perkumpulan dimana anggotanya memiliki ikatan dan memiliki satu tujuan.

2.7       Perilaku Seksual

     Faktor penyebab perilaku seksual yang dialami remaja dapat dikategorikan menjadi 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:

       Faktor internal

 

Faktor internal atau lebih lazimnya dari dalam diri seseorang remaja itu. Keinginan untuk dimengerti lebih dari orang lain bisa menjadi penyebab remaja melakukan tindakan penyimpangan, sikap yang terlalu merendahkan diri sendiri atau selalu merugukan diri sendiri, jikalau terlalu merendahkan diri sendiri orang remaja lebih mencari jalan pintas untuk menyelesaikan sesuatu dia beranggapan jika saya tidak begini saya bisa dianggap orang lain tidak gaul, tidak mengikuti perkembangan zaman.

       Faktor eksternal

Faktor eksternal/faktor dari luar pribadi seseorang remaja. Faktor paling terbesar memberi terjadinya perilaku menyimpang seseorang remaja yaitu lingkungan dan sahabat. Seseorang sahabat yang sering berkumpul bersama dalam satu geng, otomatis dia akan tertular oleh sikap dan sifat kawannya tersebut. Kasih sayang dan perhatian orang tua tidak sepenuhnya tercurahkan, membuat seorang anak tidak betah di dalam rumah tersebut, mereka lebih senang untuk berada diluar bersama kawan-kawannya.

2.8       Dampak yang terjadi akibat perilaku seksual

 

     Ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seksual di kalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual. Seperti kita ketahui bahwa banyak dampak dampak buruk dari perilaku seksual dan cenderung bersifat negatif seperti halnya, kumpul kebo, seks bebas dapat berakibat fatal bagi kesehatan kita. Tidak kurang dari belasan ribu remaja yang sudah terjerumus dalam seks bebas. Para remaja seks bebas cenderung akibat kurang ekonomi.

Perilaku seksual dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan luar dan salah pilihnya seseorang terhadap lingkungan tempatnya bergaul. Saat-saat ini di kota besar sering terjadi razia di tempat-tempat hiburan malam seperti diskotik dan tempat berkumpul para remaja lainnya dan yang paling sering tertangkap adalah anak-anak remaja. Perilaku seksual sangat berdampak buruk bagi para remaja, dampak dari perilaku seksual adalah hamil diluar nikah, aborsi, dapat mencorengkan nama baik orangtua, diri sendiri, guru serta nama baik sekolah.

2.9       Peran Orang Dewasa

     Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan agar dapat membimbing si anak remaja kejalan yang benar, bagaimana orang tua mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, kemasjid mesalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan pada orang tua.

            Sebaiknya guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja. Tetapi adalah bagian hidup da idealisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.

Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru disekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus dibentuk. Diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Perang Lingkungan pun harus lebih peduli dengan menganggap para remaja yang ada dilingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.

2.10     Penanggulangan Perilaku Seksual

     Seperti yang telah kita bahas diatas bahwa sesungguhnya memang kurang kesadaran baik dari remaja itu sendiri maupun orang tua. Hendaklah orang tua memperhatikan anak-anaknya tetapi orang tua jangan terlalu memanjakan anak mereka, karena bisa mengakibatkan dampak buruk baginya karena dia sudah terbiasa dengan hal-hal yang enak-enak. Tetapi orang tua juga harus memperhatikan anak-anaknya dengan mengarahkan kehal-hal yang positif dengan cara mendukung bakat yang dimiliki oleh anak tersebut, agar dapat berguna dan berkembang. Tetapi seorang anak juga jangan terlalu egois dalam memaksakan kehendak.

Bagi para lembaga sosial harus bisa merangkul para remaja untuk masuk dalam suatu organisasi dengan mengikuti berbagai kegiatan, dengan begitu seorang remaja akan terarah pikirannya dengan baik. Mendukung segala bakat-bakat anak remaja agar mereka tidak melakukan hal-hal yang mneyimpang. Tidak perlu memaksakan seorang dalam berbagai tindakan karena akan membuat tempramen seorang anak suka emosional. Didiklah anak-anak dengan cara yang lambat agar mereka tidak selalu membangkan segala suruhan atau perintah para orang tua.

2.11     Perkawinan

 

            Bentuk – bentuk perkawinan

 

Pada dasarnya, bentuk-bentuk perkawinan dapat dilihat dari dua segi, yaitu:

Dilihat dari segi jumlah suami atau isteri

Ditinjau dari segi jumlah suami atau isteri, maka bentuk perkawinan terdiri atas:

1)      Perkawinan Monogami ialah perkawinan antara seorang pria dengan seorang wanita. Bentuk perkawinan ini paling ideal dan sesuai dengan ajaran agama serta Undang-Undang Perkawinan.

2)      Perkawinan Poligami ialah perkawinan antara seorang pria dengan lebih dari satu wanita ataupun perkawinan antara seorang wanita dengan lebih dari satu pria. Dengan demikian, bentuk perkawinan ini dapat dibedakan lagi menjadi dua macam, yaitu:

a)      Poligini, yaitu perkawinan antara seorang pria dengan lebih dari satu wanita.

b)      Poliandri, yaitu perkawinan antara seorang wanita dengan lebih dari satu pria. Misalnya pada orang Eskimo, orang Markesas di Oceania, orang Philipina di Pulau Palawan dan sebagainya.

 

Dilihat dari segi asal suami-isteri

Apabila ditinjau dari segi asal suami-isteri, maka bentuk perkawinan terdiri atas:

1)      Perkawinan Eksogami ialah perkawinan antara pria dan wanita yang berlainan suku dan ras. Misalnya: masyarakat di Tapanuli, Minangkabau dan Sumatera Selatan.

2)      Perkawinan Endogami ialah perkawinan antara pria dan wanita yang berasal dari suku dan ras yang sama. Misalnya: masyarakat Toraja.

3)      Perkawinan Homogami ialah perkawinan antara pria dan wanita dari lapisan sosial yang sama. Misalnya: orang kaya cenderung kawin dengan anak orang kaya pula, suku Batak cenderung kawin dengan anak dari keluarga Batak pula, dan sebagainya.

 

 

 

           

    

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

3.1       Kesimpulan

 

           Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan manusia lain Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu(manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group)yang di landasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatkan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduannya.     

           Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.kelompok di ciptakan oleh anggota masyarakat.kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.

 

Komentar