MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Fotosintesis adalah suatu proses
biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk
memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir
semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di
atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos
berarti cahaya) disebut sebagai foautotrof. Fotosintesis merupakan salah satu
cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat
(difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energy (Anonim, 2009).
Tumbuhan menangkap cahaya
menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Klorofil merupakan katalisator
fotosintesis yang sangat penting dalam semua jaringan tumbuhan berfotosintesis.
Klorofil terdapat dalam kloroplas dan sering berkaitan dengan protein, tetapi
mudah diekstraksi ke dalam pelarut lipid. Di dalam tumbuhan, paling sedikit
terdapat lima jenis klorofil. Secara kimia, seluruh jenis klorofil mengandung
satu inti porfirin dengan satu atom. Perbedaan setiap jenis klorofil disebabkan
perbedaan dalam rantai alifatik yang terikat pada inti porfirin (Anonim, 2009).
Berdasarkan dasar teori tersebut maka
dilakukan praktikum mengenai pemisahan pigmen-pigmen daun.
I.2
Tujuan Percobaan
Memisahkan pigmen-pigmen yang ada
pada daun bayam duri Amaranthus sp dan daun Miyana Coleus sp dengan teknik
kromatografi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klorofil
Klorofil adalah
pigmen hijau fotosintetis
yang terdapat dalam
tanaman, Algae dan
Cynobacteria. nama
"chlorophyll" berasal
dari bahasa Yunani kuno :
choloros = green
(hijau), and phyllon= leaf
(daun). Fungsi krolofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari
untuk digunakan dalam proses
fotosintetis yaitu suatu
proses biokimia dimana
tanaman mensintesis
karbohidrat (gula menjadi
pati), dari gas
karbon dioksida dan
air dengan bantuan
sinar matahari (Yuniwati dkk,
2012).
Klorofil atau
pigmen utama tumbuhan
banyak dimanfaatkan sebagai
food suplement yang dimanfaatkan untuk
membantu mengoptimalkan fungsi
metabolik, sistem imunitas,
detoksifikasi, meredakan radang
(inflamatorik) dan menyeimbangkan sistem hormonal. Klorofil juga merangsang pembentukan darah karena
menyediakan bahan dasar dari pembentuk haemoglobin. Peran ini disebabkan karena struktur klorofil yang
menyerupai hemoglobin darah
dengan perbedaan pada atom penyusun inti dari cincin porfirinnya. Salah satu
suplemen makanan yang telah
dikonsumsi adalah liquid
chlorophyll atau chlorophyillin yang
berbahan dasar dari ekstrak
klorofil daun alfalfa
(Medicago sativa L.).
Suplemen tersebut telah
banyak diperdagangkan sebagai suplemen siap saji. Selain berbahan dasar
tanaman alfalfa, suplemen siap saji berbahan
dasar klorofil juga sudah diproduksi dari alga contohnya Spirulina
sejenis alga biru hijau, dan Chlorella sejenis alga hijau (Yuniwati dkk,
2012).
Klorofil merupakan
pigmen hijau tumbuhan
dan merupakan pigmen
yang paling penting dalam proses fotosintesis. Sekarang
ini, klorofil dapat dibedakan dalam 9 tipe : klorofil a, b, c, d, dan e.
Bakteri klorofil a dan b, klorofil
chlorobium 650 dan 660. klorofil
a biasanya untuk sinar hijau biru. Sementara klorofil b untuk sinar kuning dan
hijau. Klorofil lain (c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan
dengan klorofil a. bakteri klorofil a dan b dan klorofil chlorobium ditemukan pada bakteri
fotosintesis (Yuniwati dkk, 2012).
Klorofil
pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil b. Perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada protein. Sedangkan
perbedaan utama antar klorofil
dan heme ialah
karena adanya atom
magnesium (sebagai pengganti
besi) di tengah cincin profirin, serta samping
hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol (Yuniwati dkk, 2012).
2.2 Kloroplas
Kloroplas
berasal dari proplastid
kecil (plastid yang
belum dewasa, kecil
dan hampir tak
berwarna, dengan sedikit atau
tanpa membran dalam). Pada
umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma
tak berperan disini.
Proplastid membelah pada
saat embrio berkembang,
dan berkembang menjadi kloroplas
ketika daun dan
batang terbentuk. Kloroplas
muda juga aktif membelah, khususnya
bila organ mengandung
kloroplas terpajan pada
cahaya. Jadi, tiap
sel daun dewasa sering mengandung
beberapa ratus kloroplas. Sebagian besar kloroplas mudah dilihat dengan
mikroskop cahaya, tapi struktur rincinya hanya bias dilihat dengan mikroskop
elektron (Salisbury dan Ross, 1995).
2.3 Struktur
Klorofil
Struktur klorofil
berbeda-beda dari struktur
karotenoid, masing-masing terdapat
penataan selang-seling ikatan kovalen tunggal dan ganda. Pada klorofil,
sistem ikatan yang berseling mengitari cincin
porfirin, sedangkan pada
karotenoid terdapat sepasang
rantai hidrokarbon yang menghubungkan struktur cincin terminal.
Sifat inilah yang memungkinkan molekul-molekul menyerap cahaya tampak
demikian kuatnya, yakni
bertindak sebagai pigmen.
Sifat ini pulalah
yang memungkinkan molekul-
molekul menyerap energi
cahaya yang dapat
digunakan untuk melakukan fotosintesis (Salisbury dan Ross,
1995).
Antosianin banyak
terdapat dalam buah, bunga, dan daun yang memberikan warna merah sampai biru.
Salah satu tumbuhan yang diduga mengandung antosianin adalah tumbuhan Miana
Coleus sp L. Tanaman Miana berkembang di Indonesia sebagai tanaman hias, tanaman ini tergolong famili Lamiaceae Antosianin seperti pigmen alami lainnya memiliki tingkat
kestabilan yang rendah. Dapat terurai selama proses ekstraksi, pemurnian, dan
selama penyimpanan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan dari
antosianin ini adalah pH, suhu, cahaya dan tipe pelarut. Antosianin stabil
memberikan warna merah orange pada pH rendah, sedangkan dalam suasana basa
antosianin berwarna biru-ungu atau kadang-kadang kuning (Hardiyanti dkk, 2013).
2.4 Sejarah
Pada abad ke-19,
prinsip-prinsip kromatografi (Yunani; chroma = warna + graphien = menulis)
ditemukan oleh seorang ahli kimia Rusia.mula-mula metoda ini hanya digunakan
untuk memisahkan zat-zat yang mempunyai warna saja, yaitu pigmen-pigmen.
Tetapi, paa tahun 1930-an kromatografi mulai digunakan untuk memisahkan zat-zat
yang tidak berwarna (Johannes dkk, 2014).
Kromatografi merupakan salah satu
teknik analisis yang terpenting untuk pemisahan campuran senyawa-senyawa kimia. Pada dasarnya teknik
krornatografi terdiri atas dua
fase yaitu fase
diam (berupa cairan atau padat)
dan fase gerak (berupa
cairan dan gas).
Pemisahan komponen campuran dapat
tetjadi karena adanya perbedaan,
kecepatan migrasi. Sedangkan perbedaan
kecepatan migrasi ini timbul karena
adanya perbedaan
perbandingan distribusi (penyerapan)
dari komponen campuran di antara
dua fase tersebut (Mukaromah,
2008).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan
ini adalah lumping dan alu porselen, lepitan kertas, cawan petri, sentrifuge,
labu ukur 1000 ml.
Bahan yang digunakan pada percobaan
ini yaitu kertas saring ukuran 3 x 15, alcohol 70%, daun jagung, daun nanas,
daun kakao.
3.2 Tahapan Kerja
Adapun tahapan kerja pada percobaan
ini yaitu :
1. Dicuci tangan sebelum memegang kertas
kromatografi karena minyak yang ada pada tangan akan sangat berpengaruh
terhadap hasil percobaan.
2. Dipotong kertas kromatografi sesuai
dengan tinggi tabung reaksi, disesuaikan dengan sumbat tabung dan pengait dari
penjepit kertas agar kertas menggantung tanpa menyentuh dasar tabung dan diberi
tanda pada tabung reaksi.
3. Dituang larutan pelarut organik ke dalam
tabung reaksi setinggi kira-kira 5 mm di bawah tanda yang telah dibuat
sebelumnya, ditutup tabung reaksi tersebut dan diletakkan dalam rak tabung
reaksi.
4. Dimasukkan beberpa daun miyana dan bayam
(dikerjakan terpisah) dalam mortar, dan gerus sampai halus, ditambahkan aseton
± 5 cc.
5. Disaring hasil gerusan dengan kertas
saring dan corong, tamping filtratnya dalam gelas kimia.
6. Ditittikkan setetes ekstrak yang
diperoleh pada ujung bawah kertas kromatografi yang telah diberi tanda yang
sama tinggi dengan tanda pada tabung reaksi, ditunggu sampai kering. Dititikkan
lagi setetes ekstrak di tempat yang sama dan biarkan lagi mongering. Diulangi
perlakuan ini minimal sampai 4 kali.
7. Dibuka sumbat tabung dan digantungkan
kertas kromatografi pada pengait
yang telah dibuat pada
sumbat tabung, lalu ditutup kembali tabung reaksi tersebut.
8. Dijaga agar noda pigmen tidak menyentuh
permukaan larutan pengembang dan dipastikan bahwa sumbat tabung sudah tertutup
rapat. Diletakkan kembali dalam tabung reaksi.
9. Diperhatikan naiknya larutan pengembang,
jika larutan pengembang sudah hampir menyentuh pengait, diangkat sumbat
tabungnya dan dipegang sampai kertas kromatografi kering.
10. Diamati kertas kromatografi tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa teknik kromatografi merupakan teknik
pemisahan zat-zat kimia yang terdiri dari dua fase yaitu fase gerak (larutan)
dan fase diam (kertas kromatografi). Hasil pemisahan yang didapatkan yaitu
bahwa bayam Coleus sp mengandung pigmen klorofil a, klorofil b serta karotenoid
sehingga berwarna hijau dan kuning sedangkan miyana Amaranthus sp mengandung
pigmen klorofil a dan b sehingga berwarna hijau muda dan tua.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2009. Pemisahan Zat Warna Secara Kromatografi.
http//:denabi71kromatografi.blogspot.com.
diakses pada hari
Kamis, 27 November 2014. pukul
19.39 WITA. Makassar.
Hardiyanti. Darwis,
Djaswir dan Santoni,
A. 2013 Ekstraksi
dan UjiAntioksidan Senyawa
Antosianin Dari Daun
Miana (Coleus scutellarioides L (Benth).) Serta Aplikasi
Pada Minuman. Jurnal Kimia Unand. Vol
2. No 2.
Hal : 2.
Universitas Andalas. Kalimantan.
Johannes, Eva.
Tambaru, Elis. Suhadiyah, Sri. Latunra, Andi, Ilham
dan
Ferial, W.,
E. 2014. Pedoman
Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Mukaromah A.,
H. 2008. Identifikasi
Zat Warna Rhodamine
B Pada
Lipstik Berwarna
Merah. Jurnal Analisis
Kesehatan. Vol 1. No
1. Hal : 4. Universitas Muhammadiyah. Semarang
Salisbury, J.
W. dan Ross.
1995. Fisiologi Tumbuhan
Jilid I. ITBPress. Bandung.
Yuniwati, Murni. Kusuma,
Ari, Wijaya dan Yunanto Fajar. 2012. Optimasi
Kondisi
Proses Ekstraksi Zat Pewarna
Dalam Daun Suji Dengan Pelarut
Etanol. Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST).
Institut Sains & Teknologi AKPRIND. Yogayakarta
Komentar
Posting Komentar