Makalah Dasar-Dasar Management
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Organisasi pada
dasarnya adalah sejumlah orang yang bekerja sama secara reguler untuk mencapai
suatu tujuan yang sulit untuk dicapai bila dilakukan secara individu,
orang-orang dalam organisasi tersebut bekerjasama dan bekerjasama dalam
kelompok-kelompok kerja sesuai dengan bidang tugas masing-masing,dengan kata
lain, kelompok tersebut memainkan peranan penting didalam organisasi dan
menjadi cerminan kinerja organisasi.
Dalam sebuah organisasi, anggota
kelompok-kelompok kerja bersinergi dalam menutupi kekurangan dan menyumbang
kelebihan masing-masing untuk mencapai tujuan yang telah di sepakati. Perlu
diperhatikan, dalam sebuah kelompok yang dapat disebut sebagai tim, yang ada
adalah kata”kami” dan tidak ada kata “aku”. Membangun kelompok kerja yang
beprilaku sebagai tim yang solid bukanlah pekerjaan yang mudah. Kelompok kerja
yang para anggotanya enggan dan tidak mampu bekerja sama dengan baik, tidak
akan berkinerja unggul. Kelompok kerja seperti ini di katakan disfungsional
karena tidak produktif dengan kinerja berada di bawah standar.
Setiap organisasi yang
berkinerja dengan kualitas unggul memiliki kelompok-kelompok kerja yang
berperilaku dengan tim kelompok-kelompok kerja ini adalah sekumpulan orang
dengan kompetensi yang saling melengkapi, saling mempercayai, saling
menghargai, saling belajar serta saling menolong dan membantu dalam kebersamaan.
Untuk itu Tema yang kami bahas mengenai Organisasi, di sajikan dengan lengkap
dan seluas-luasnya.
1.2
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian organisasi?
2. Untuk
mengetahui prinsip-prinsip oraganisasi?
3. Untuk
mengetahui struktur organisasi?
4. Untuk
Mengetahui Proses organsasi?
5. Untuk
mengetahui tipe-tipe organisasi?
6. Apa
yang dimaksud dengan Desentralisasi dan Sentralisasi?
1.3
Manfaat
1. Mengetahui
pengertian organisasi
2. Mengetahui
prinsip-prinsip oraganisasi
3. Mengetahui
struktur organisasi
4. Mengetahui
Proses organsasi
5. Mengetahui
tipe-tipe organisasi
6. Mengetahui
maksud dari Desentralisasi dan Sentralisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Organisasi
Pengorganisasian
merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara
orang-orang sehingga sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai
tujuan-tujuan yang ditetapkannya. Didalam pengorganisasian terdapat adanya pembagian tugas-tugas, wewenang, dan tanggung
jawab secara terincimenurut bidang-bidang dan bagian-bagian, sehingga terciplah
adanya hubungan kerjasama yang harmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. (Ngalim Purwanro, dikutip dari Sobri Sutikno.2010:23)
Istilah organisasi
mempunyai dua pengertian umum.Pertama organisasi diartikan sebagai suatu
lembaga atau kelompok fungsional, misalnya, sebuah perusahaan, sebuah sekolah,
sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses
pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para
anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif.
sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang dengan system
kerja sama secara jelas diatur siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab
atas siapa, arus komunikasi, dan memfokuskan sumber daya pada tujuan (Nanang
Fattah, 2013 hal 71).
Pengorganisasian
meliputi penciptaan struktur, mekanisme dan prosedur kerja, uraian kerja serta
penempatan personil pada posisi yang sesuai dengan kemampuannya. Adapun
susunan, bentuk serta besar kecilnya organisasi harus disesuaikan dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam
program pendidikan disekolah terdapat berbagai jenis kegiatan yang harus saling
menunjang sehingga tujuan yang diharapkan tercapai. Karena itu, diperlukan
tindakan pengorganisasian yang efektif agar kegiatan yang tidak berdiri
sendiri-sendiri. Satu jenis kegiatan tidak boleh lebih diutamakan dari pada
kegiatan lainnya karena semua kegiatan memeberikan kontribusi yang besar dalam
pencapaian tujuan. Pengorganisasian ini tidak hanya dibutuhkan dalam unit yang
ada, melainkan juga antar personal yang terlibat dalam unit kegiatan. Hal yang
penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan
harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
2.2 Prinsip-prinsip organisasi
Organisasi sebagai alat
dalam administrasi dan manajemen dimana pendekatan yang sifatnya struktural
menyoroti organisasi sebagai wadah yang relatif statis, Hal ini berarti bahwa:
1. Organisasi di pandang bahwa penggambaran
jaringan hubungan kerja yang sifatnya formal
2. Organisasidi pandang sebagai rangkaian
herarki kedudukan jabatan yang menggambarkan secara jelas garis wewenang dan
tanggung jawa.
3. Organisasi di pandang sebagai alat pencapaian tujuan telah di
tentukan.
Atas dasar inilah dapat
di katakan bahwa organisasi dalam arti statis adalah wadah tempat
penyelenggaraan berbagai kegiatan dengan penggambaran yang jelas tentang
hierarki kedudukan, jabatan, serta jaringan saluran wewenang dan
pertanggungjawaban.
2.3 Struktur Organisasi
Struktur
Organisasi, adalah skema yg menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang & hub. pekerjaan,
garis perintah, & tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan
organisasi.
Struktur
Organisasi memberi informasi, tentang:
1.
Tipe Organisasi: informasi
tentang tipe organisasi, terutama yang dipergunakan oleh perusahaan, spt: line
organization, lina dan staff oragnization, atau Functional organization.
2. Pendepartemenan Organisasi: struktur organisasi memberikan informasi
tentang pendapertemenan berdasarkan fungsi-fungsi manajemen, wilayah, produksi,
dll.
3. Kedudukan, struktur organisasi memberi
informasi apakah seseorang termasuk kelompok managerial atau karyawan
operasional.
4. Jenis wewenang, struktur organisasi memberi
informasi tentang wewenang yang dimiliki seseorang (line outhority, staff outhority,
funcsional authority)
5. Rentang Kendali, informasi tentang jumlah
karwayan pada setiap departemen
6. Manajer & bawahan, informasi tentang
garis perintah & tanggungjawab siapa atasan & siapa bawahan,
7. Tingkatan Manajer, informasi tentang Top
Manager, Middle Manager, & Lower Manager.
8. Bidang pekerjaan, informasi tentang Top
Manager, Middle Manager, & Lower Manager.
9 Tingkat Manajemen, informasi tentang manajer
dan bawahan secara perorangan serta hierarki manajemen secara keseluruhan.
10 Pimpinan organisasi, informasi tentang
apakah pimpinan tunggal, pimpinan
kolektif atau presidium.
2.4 Proses
Organisasi
Dua aspek utama struktur organisasi, adalah :
Pembagian kerja dan Departemenisasi. Pembagian kerja merupakan pemecahan suatu
tugas kerja, sehingga setiap anggota dalam organisasi bertanggungjawab untuk
melaksanakan seperangkat aktivitas yang terbatas & bukan keseluruhan tugas.
Departemenisasi adalah pengelompokan
aktivitas pekerjaan shg dapat dilaksanakan secara serempak. Tujuan utama dua
aspek tsb adalah utk memudahkan proses komunikasi, pengambilan keputusan,
evaluasi hasil kerja, proses imbalan & proses sosialisasi.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam Departemenisasi
1.
Jumlah satuan
organisasi sesedikit mungkin,
2.
Satuan
organisasi yang dibentuk harus berfungsi,
3.
Perluasan
aktivitas yang pertama harus ditampung
lebih dulu oleh satuan yang ada, sehingga tidak tergesa-gesa membentuk
satuan yang baru,
4.
Bila
satuan/suatu aktivitas telah ada, mk organisasi yang menampungnya jangan
membuat satuan organisasi yang lain,
5.
Pembentukan
satuan organisasi perlu dilakukan penertiban sebutan yang tepat, sehingga dapat
diketahui fungsi dari persatuan yang tepat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pembagian Kerja
Ø Tiap satuan organisasi harus mempunyai rincian
aktivitas yang jelas,
Ø Jumlah rincian tugas seorang pejabat berkisar
antara 4 – 12 macam.
Ø Variasi tugas seorang pejabat hendaknya sejenis,
Ø Beban tugas setiap pejabat hendaknya merata,
Ø Penempatan pejabat harus dilakukan dengan tepat,
Ø Penambahan/pengurangan pejabat harus didasarkan
atas volume kerja,
Koordinasi & Wewenang
Koordinasi & wewenang harus ada dalam setiap
struktur organisasi:
Koordinasi
adalah suatu asas yang menyatakan, bahwa dalam suatu organisasi harus ada
keselarasan aktivitas diantara satuan-satuan organisasi/keselarasan diantara
pejabat-pejabat yang ada dalam organisasi tersebut.
Wewenang
ialah hak seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas
& tanggungjawab dapat dilaksanakan
dengan baik.
Pelimpahan
wewenang = Penyerahan wewenang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Struktur
Organisasi
Ø Kesatuan perintah:
setiap pegawai / pejabat dalam organisasi hanya diperintah dan
bertanggungjawab kepada seorang atasan tertentu,
Ø Struktur organisasi harus fleksibel, artinya
sewaktu- waktu bisa dirubah, sesuai dengan perubahan yang terjadi, tanpa
mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berjalan.
Ø Tugas, tanggungjawab dan wewenang dari setiap
pejabat dalam setiap organisasi yang bersangkutan harus seimbang.
2.5 Tipe-tipe
Organisasi
Berdasarkan tipenya “Struktur Organisasi” terdiri
atas:
- Organisasi Lini (line organization)
- Organisasi Lini & Staf (line and staff
organization)
- Organisasi Fungsional (functional
organization)
- Organisasi Lini, Staf & Fungsional (line,
staff, and functional organization)
- Organisasi komite (committees organization)
Organisasi
Lini
Organisasi Lini (Line Organization) diciptakan oleh : Henry
Fayol. Pada umumnya organisasi lini
digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil. Dalam organisasi lini,
pendelegasian dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang
atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggungjawab dari bawahan kepada atasan
juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek. Perintah-perintah hanya
diberikan oleh seorang atasan saja dan
pelaporan tanggungjawab juga kepada atasan yang bersangkutan.
Organisasi Lini : bentuk organisasi yang didalamnya terdapat garis
wewenang yang menghubungkan secara vertikal antara atasan dengan bawahannya.
Dari pucuk pimpinan sampai pada setiap orang yang berada pada jabatan terendah,
antara eselon yang satu dengan eselon yang lain, dimana masing-masing
dihubungkan dengan suatu garis wewenang atau garis perintah. Setiap kepala unit
atau departemen memiliki tanggung- jawab untuk melapor kepada kepala unit satu
tingkat di atasnya atau atasannya secara langsung. Dalam organisasi lini
kekuasaan berjalan secara langsung dari atasan ke bawahan. Perintah berasal dari atasan ke bawahan dalam
garis langsung.
Ciri-Ciri
Organisasi Lini
- Organisasinya relatif kecil & masih
sederhana,
- Hubungan antara atasan dengan bawahan masih
bersifat langsung melalui garis wewenang terpendek,
- Pucuk pimpinan umumnya adalah pemilik
perusahaan,
- Jumlah karyawan relatif sedikit & saling
mengenal,
- Tingkat spesialisasi belum terlalu tinggi,
- Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber
kekuasaan, keputusan, & kebijaksnaan dari organisasi,
- Masing-masing kepala unit memiliki wewenang
dan tanggungjawab penuh atas segala bidang pekerjaan yang ada di dalam
unitnya.
Kebaikan Organisasi Lini :
- Adanya kesatuan pimpinan & kesatuan
komando,
- Garis komando & pengendfalian tegas, tidak
mungkin terjadi kesimpang-siuran karena pimpinan langsung berhubungan
dengan karyawan,
- Proses pengambilan ketusan & kebijakan
berjalan cepat,
- Ada pengawasan melekat terhadap kegiatan
karyawan,
- Kedisplinan & semangat kerja karyawan
umumnya baik,
- Koordinasi relatif mudah dilaksanakan,
- Rasa solidaritas para karyawan pada umumnya
masih tinggi, karena masih saling mengenal.
Kelemahan
Organisasi Lini:
- Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan
organisasi seringkali tidak dapat
dibedakan,
- Ada kecenderungan & kesempatan pucuk
pimpinan untuk bertindak secara otoriter / diktator,
- Maju dan mundurnya organisasi bergantung pada
kecakapan pucuk pimpinan saja, karena wewenang untuk menetapkan keputusan
berada ditangannya.
- Organisasi secara keseluruhan tergantung pada
1 orang,
- Kaderasasi & pengembangan bawahan kurang
mendapat perhatian,
- Renacana, keputusan, kebijaksanaan, & pengendalian relatif
kurang baik.
Ciri-Ciri
Organisasi Lini dan Staf
- Pucuk pimpinan hanya satu orang & dibantu
oleh staf,
- Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang
lini dan wewenang staf.
- Kesatuan perintah tetap dipertahankan, setiap
atasan mempunyai bawahan tertentu & setiap bawahan hanya memiliki
seorang atasan langsung,
- Organisasinya besar, karyawannya banyak, dan
pekerjaannya bersifat kompleks.
- Hubungan atasan & bawahan tidak bersifat
langsung,
- Pimpinan & karyawan sering tidak saling
mengenal,
- Memerlukan spesialisasi yang beraneka macam.
Kebaikan Organisasi Lini dan Staf:
- Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan,
sebab pimpinan tetap berada dalam satu tangan saja,
- Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang
lini dan wewenang staf,
- Adanya pembagian tugas & tanggungjawab
yang jelas antara pimpinen, staf dan pelaksana,
- Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, dan
bawahan juga mempunyai seorang atasan tertentu,
- Bawahan hanya mendapat perintah & memberi
tanggungjawab kepada seorang atasan tertentu saja,
- Pelasaksanaan tugas pimpinan relatif lebih
lancar,
- Organisasi ini fleksibel dan luwes,
- Kedisiplinan dan moral karyaan tinggi, karena
tugas-tugasnya sesuai dengan keahliannya,
- Keuntungan dari spesialisasi dapat diperoleh
seoptimal mungkin,
- Koordinasi relatif mudah dilakukan, karena
sudah ada pembagian tugas yang jelas,
- Bakat karyawan yang berbeda-beda bisa
dikembangkan karena mereka bekerja sesuai dengan kecakapan dan
keahliannya,
- Perintah dan pertanggungjawaban melalui garis
vertikal terpendek.
Kelemahan
Organisasi Lini dan Staf
- Kelompok
pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat,
- Solidaritas karyawan relatif kurang, karena
tidak saling mengnal,
- Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab
setiap unit atau bagian menganggap tugasnyalah yang penting
Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat
dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pembagian kerja pada tipe organisasi ini
didasarkan pada “spesialisasi” yang sangat mendalam, dan setiap pejabat hanya
mengerjakan suatu tugas sesuai dengan spesialisasinya.
Direktur Utama mendelegasikan wewenang kepada para direktur & para
direktur ini memerintahkan tugas atau spesialisasinya kepada pelaksananya. Dengan demikian para bawahan akan mendapat
perintah dari beberapa orang atasan yg memiliki 1 bidang spesialisasi.
Ciri-Ciri Organisasi Fungsional
- Pembidangan dapat dibedakan secara tegas &
jelas,
- Bawahan akan menerima perintah dari beberapa
orang atasan,
- Penempatan pejabat berdasarkan
spesialisasinya,
- Koordinasi menyeluruh biasanya hanya
diperlukan pada tingkat atas,
- Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang
lini dan wewenang funsional.
Kebaikan Organisasi Fungsional
- Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan secara optimal,
- Keuntungan adanya spesialisasi dapat diperoleh
seoptimal mungkin,
- Para karyawan akan terampil di bidangnya
masing-masing,
- Efisiensi dan produktivitas dapat ditingkatkan,
- Solidaritas, moral, dan kedisiplinan kayawan
yang mengerjakan pekerjaan sama tinggi,
6.
Tugas Dirut
ringan, karena para direkturnya adalah spesialis di bidangnya masing-masing
Kelemahan
Organisasi Fungsional
1.
Para bawahan
sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa orang atasan,
2.
Pekerjaan
kadang-kadang sangat membosankan para karyawan,
3.
Para karyawan
sulit mengadakan alih tugas (tour of duty = tour of area)
4.
Karyawan
terlelu mementingkan bidangnya atau spesialisasinya, sehingga koordinasi secara
menyeluruh sulit dilakukan,
5. Sering tumbuh solidaritas kelompok yg
berlebihan sehingga dapat menimbulkan
pengotak-ngotakan ikatan karyawan yang sempit,
Organisasi Lini, Staf dan Fungsional
Organisasi tipe ini merupakan kombinasi dari organisasi
lini, lini & staf, serta organisasi fungsional. Organisasi ini dilakukan
dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan dari tipe
organisasi lini, lini & staf, serta organisasi fungsional. Organisasi tipe
ini biasanya diterapkan pada organisasi yang besar dan kompleks. Pada tingkat
Dewan Komisaris (Board of Director) diterapkan tipe organisasi lini,
lini & staf, sedangkan pada tingkat midle manager diterapkan tipe
organisasi fungsional.
Organisasi Komite
Organisasi komite adalah organisasi yang
masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama & memiliki pimpinan
kolektif. Organisasi komite mengutamakan pimpinan. Dalam organisasi ini
terdapat pimpinan kolektif presidium/ plural executive & komite ini
bersifat manajerial. Anggota organisasi
komite dikelompokkan atas executive committee dan staff committee.
Executive Committee adalah anggota yang mempunyai wewenang garis & Staff
Committee adalah para anggota yang mempunyai wewenang staf.
Ciri-ciri Organisasi Komite
- Pembagiian tugasnya jelas dan tertentu,
- Wewenang semua anggota sama besarnya,
- Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif
dan tanggungjawabnya juga secara kolektif,
- Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang
atau komisi tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bentuk gugus
tugas.
- Keputusan
merupakan keputusan semua anggotanya
Kebaikan:
- Keputusan yang diambil relatif lebih baik,
- Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter
dapat dicegah,
- Pembinaan dan partisipasi dapat ditingkatkan.
Kelemahan:
- Penangungjawab keputusan kurang jelas,
- Waktu untuk mengambil keputusan lama &
biaya besar,
- Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan
keinginannya melalui voting suara.
2.6 Desentralisasi
dan Sentralisasi
Konsep desentralisasi
dan sentralisasi mengacu pada sejauh mana wewenang telah dilimpahkan, wewenang
dari satu tingkatan manajemen kepada tingkatan manajemen berikutnya yang berada
di bawahnya, atau tetap ditahan pada tingkat puncak (sentralisasi). Manfaat
desentralisasi sama dengan manfaat delegasi yaitu melepaskan beban manajemen
puncak, penyempurnaan pengambilan keputusan, latihan, semangat kerja, dan
inisiatif yang lebih baik pada tingkatan yang lebih rendah.
Berdasarkan PP No. 28
Tahun 1990 manajemen pendidikan dasar cenderung kearah sentralistik.Dapat
dimengerti karena PP tersebut keluar dari UUSPN No. 2 Tahun 1990.Suatu sistem
tentunya harus efektif, secara teknis maupun efisien agar lulusan bermutu
tinggi. Akan tetapi, pada pihak lain pembangunan nasional harus dikembangkan dari
asas otonomi, yang mendorong prakarsa, kreativitas yang tumbuh dibawah, dan
sarana untuk mencapai itu adalah pendekatan desentralisasi.
Dalam pemikiran
sentralisasi dan desentralisasi menajemen pendidikan dasar, HAR, Tilaar, 1991
(Nanang Fattah, 2013:79) mengemukakan tujuh unsur yang merupakan poros-poros
penentu perumusan strategi manajemen. 1. wawasan nusantara dalam wadah
kesatuan; 2. asas demokrasi sebagai sendi kehidupan berbangsa dan
bermasyarakat; 3. pengembangan kurikulum yang mengacu pada pembangunan nasional
dan persyaratan teknis pendidikan; 4. proses belajar mengajar; 5. efisiensi dan
sistem pendidikan; 6. pembiayaan pendidikan dan 7. ketenagaan kependidikan,
termasuk tenaga pengelola, guru, pustakawan, teknisi sumber belajar, laporan,
penilik/pengawas, peniliti dan pengembang, penguji.
Hubungan dalam Organisasi
Hubungan dalam
organisasi menunjukkan kaitan antara tanggung jawab, wewenang dan pelaporan
atau akontabilitas.Akontabilitas adalah keharusan mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas untuk mengacu kepada sasaran yang ingin dicapai oleh
organisasi.Keterkaitan itu dapat digambarkan secara sederhana, sebagai berikut.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang sulit
untuk dicapai bila dilakukan secara individu, orang-orang dalam organisasi
tersebut bekerjasama dan bekerjasama dalam kelompok-kelompok kerja sesuai
dengan bidang tugas masing-masing,dengan kata lain, kelompok tersebut memainkan
peranan penting didalam organisasi dan menjadi cerminan kinerja organisasi.
Dalam sebuah
organisasi, anggota kelompok-kelompok kerja bersinergi dalam menutupi
kekurangan dan menyumbang kelebihan masing-masing untuk mencapai tujuan yang
telah di sepakati. Perlu diperhatikan, dalam sebuah kelompok yang dapat disebut
sebagai tim, yang ada adalah kata”kami” dan tidak ada kata “aku”. Membangun
kelompok kerja yang beprilaku sebagai tim yang solid bukanlah pekerjaan yang
mudah. Kelompok kerja yang para anggotanya enggan dan tidak mampu bekerja sama
dengan baik, tidak akan berkinerja unggul. Kelompok kerja seperti ini di
katakan disfungsional karena tidak produktif dengan kinerja berada di bawah
standar.
Setiap organisasi yang berkinerja dengan kualitas
unggul memiliki kelompok-kelompok kerja yang berperilaku dengan tim
kelompok-kelompok kerja ini adalah sekumpulan orang dengan kompetensi yang
saling melengkapi, saling mempercayai, saling menghargai, saling belajar serta
saling menolong dan membantu dalam kebersamaan. Untuk itu Tema yang kami bahas
mengenai Organisasi, di sajikan dengan lengkap dan seluas-luasnya.
DAFTAR
PUSTAKA
M.Sobry Sutikno.Pengelolaan
Pendidikan,(Bandung:Prospect,2010), hal.23
Nanang Fattah.Landasan Manajeman
Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,2013),hal.71.
Op.Cit. hal.25
Nanang Fattah.Landasan Manajeman
Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,2013),hal.73.
M.Sobry Sutikno.Pengelolaan
Pendidikan,(Bandung:Prospect,2010), hal.25-32
Afifuddin.dkk..Administrasi
Pendidikan.(Bandung:Insan mandiri,2004) hal.91-92
M.Sobry Sutikno.Pengelolaan
Pendidikan,(Bandung:Prospect,2010), hal.31
Nanang Fattah.Landasan Manajeman
Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,2013),hal.75-83
Komentar
Posting Komentar