pola tanam sisipan
POLA TANAM SISIPAN
Relay cropping atau
tanam sisipan adalah cara bercocok tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa
jenis tanaman dimana tidak semua jenis tanaman ditanam pada waktu yang sama.
Pada sistem budidaya ini,tanaman kedua ditanam setelah tanaman pertama mencapai
masa tahapan reproduktif, tetapi belum siap untuk dipanen.
Pada umumnya sistem ini
dikembangkan untuk mengintensifkan lahan dengan memanfaatkan sisa kesuburan dan
kelembaban dari tanaman pertama agar masukan pupuk lebih sedikit dan untuk
menghindari kekurangan air bagi tanaman kedua serta mampu menghemat biaya dan
tenaga kerja pengolahan tanah sehingga total biaya produksi dapat berkurang.
Contoh tanaman yang
biasa digunakan untuk tanam sisipan diantaranya brokoli dengan kacang tanah, gandum
dengan kapas, jagung dengan kacang tanah, jagung dengan kacang hijau, jagung
dengan kacang panjang dan jagung dengan kedelai.
Kecamatan Loceret
merupakan salah satu sentra pertanaman kedelai di Kabupaten Nganjuk. Luas lahan
pada tahun 2014 sekitar 1.495 ha dengan produktifitas rata-rata 1,84 ton/ha,
dan menyumbang sekitar 15 % untuk produksi kedelai di Kabupaten Nganjuk.
Sebagian besar pola tanam petani dilahan sawah dalam satu tahun adalah
padi-padi-jagung-kedelai. Kedelai di Kecamatan Loceret umumnya ditanam bulan
September sebagai tanaman sisipan dengan jagung.
Varietas kedelai yang
diminati petani adalah kedelai berumur genjah dan berproduksi tinggi,
diantaranya Anjasmoro (petani menyebut “Surya”) dan Argomulyo. Sebelum kegiatan
tanam kedelai dimulai, petani melakukan perompesan/defoliasi yaitu pengurangan
daun di bawah tongkol (petani menyebutnya “oset”).
Perompesan dilakukan
untuk mempermudah penugalan pada saat tanam, mengefisienkan proses
fotosintesis, mengurangi kelembaban, dan juga untuk menekan terjadinya
persaingan internal dalam asimilasi. Perompesan dilakukan pada jagung yang
berumur 85−90 HST. Brangkasan daun hasil perompesan dapat dimanfaatkan untuk
pakan ternak sapi.
Dengan model tanam
sisipan, petani dapat meningkatkan indeks pertanamannya dan dapat mengandalkan
lebih dari satu komoditas pertanian, sehingga terjadi peningkatan pendapatan
petani. Dari kegiatan tanam sisipan ini petani memperoleh tambahan keuntungan
kurang lebih Rp5.000.000/ha dari kedelai.
Komentar
Posting Komentar