Makalah dasar dasar management
MAKALAH DASAR DASAR
MANAGEMENT
“Management sebagai ilmu dan seni”
Oleh :
MUH NURRODDIN
E 281 18 015
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS
TADULAKO
PALU
2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehuingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Management Sebagai Ilmu Dan Seni.
Makalah ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan matakuliah Dasar-dasar Management di Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako.
Pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian makalah
ini, terutama kepada yang terhormat .
Penyusun telah berupaya semaksimal
mungkin dalam penyusunan Laporan ini, namun sebagai manusia tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan. Olehnya itu, dengan penuh rasa rendah hati penyusun
menerima kritikan dan saran yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada pembacanya. Amin.
Palu, Maret
2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Penulisan
1.4 Manfaat
Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Menegement Sebagai Ilmu
2.2 Menegement Sebagai Seni
2.3 Pentingnya Menegement
2.4 Tujuan Dan Sasaran Menegement
1. Tujuan Menegement
2. Sasaran Menegement
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha dari para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
ditetapkan (Stoner).
In a short word, you can also say that:
Management is getting work done through others
(Follett).
Manajemen
berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu
dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
Manajemen
dipandang dari berbagai perpektif yang ada, mempunyai dasar yang kuat yang
tidak terlepas dari perpaduan antara ilmu dan seni. Manajemen sebagai suatu
seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja
sama dengan orang lain. Intinya bagaimana cara memerintahkan pada orang lain
agar mau bekerja sama.
Pada
hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing (mengatur) untuk
mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. sebagai ilmu adalah melihat bagaimana
manajemen dihubungkan dengan Seni dalam manajemen yaitu membentuk manusia
menjadi lebih efektif dari yang sudah dan sedang mereka lakukan tanpamasyarakat
lain. Ilmu adalah pada bagaimana anda melakukannya, yaitu: planning,
organizing, directing dan monitoring. Sehingga manajemen prinsip-prinsip
manajemen dan telah di organisasi menjadi teori.
Oleh
karena itu, Dosen mata kuliah Administrasi kita, memberikan tugas untuk mencari
bagaimana sejarah manajemen sebagai ilmu dan seni. Sebagai tugas kita sebagai
seorang mahasiswa yang dapat menunjang nilai kita dan tentunya memperluas
pengetahuan khususnya dalam mata kuliah Administrasi.
Manajemen adalah bidang yang sangat penting untuk
dipelajari dan dikembangkan karena : Tidak ada perusahaan atau organisasi yang
berhasil baik tanpa menerapkan manajemen secara baik, Manajemen menetapkan tujuan dan memanfaatkan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien.
Management adalah Suatu proses pengarahan dan
pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang di organisasikan dalam
kelompok formal untuk
pencapaian tujuan (Siswanto, 1987:4) dan merupakan suatu Proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi
lainnya demi tercapainya tujuan organisasi (James A.F Stoner & Charles
Wankel,
1986:4
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang masalah yang
telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1.
Management sebagai Ilmu?
2.
Management sebagai seni?
3.
Pentingnya management?
4.
Tujuan dan sasarn management?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dari penelitian ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui management sebagai ilmu
2.
Untuk mengetahui management sebagai seni
3.
Untuk mengetahui pentingnya management
4.
Untuk menegetahui tujuan dan sasaran management
1.4 MANFAAT PENULISAN
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pengetahuan bagi
pengembangan sumber daya manusia. Manfaat Praktis.
a.
Bagi
mahasiswa
Diharapkan
tugas ini dapat menjadi refrensi walaupun isinya masih sederhana.
b.
Bagi
Penulis
Diharapkan
tugas ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan berfikir dalam rangka
menerapkan teori yang sudah diterima di bangku kuliah dan dapat dijadikan
sebagai sarana pengembangan keterampilan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Management
sebagai ilmu
Secara
etimologis diantaranya istilah manajemen berasal dari bahasa latin manus yang
berarti ”tangan”, dalam bahasa italia maneggiare berarti “mengendalikan,
dalam bahasa inggris istilah manajemen berasal dari kata to manage yang berarti
mengatur.
Sedangkan secara
terminologis para pakar mendefinisikan manajemen secara beragam, diantaranya:
1)
Schein memberi definisi manajemen sebagai
profesi. Menurutnya manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut untuk
bekerja secara profesional, karakteristiknya adalah para profesional membuat keputusan
berdsarkan prinsip-prinsip umum, para profesional mendapatkan status mereka
karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para profesional
harus ditentukan suatu kode etik yang kuat.
2) Terry memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pebgarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksudmaksud yang nyata.
Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan
cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan
mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan.
3) Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan
membuat sistem ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.9
Manajemen
dibutuhkan dibutuhkan oleh individu atau kelompok organisasi bisnis, organisasi
sosial atau pun organisasi pemerintah untuk mengatur, merencanakan segala hal
untuk memperoleh hasil yang optimal pada waktu yang akan datang.10 Manajemen
dibutuhkan oleh semua orang, karena tanpa manajemen yang baik, segala usaha
yang dilakukan kurang berhasil. Dalam perkembangannya proses manajemen adalah
langkah langkah strategis yang juga adalah manfaat dari manajemen tersebut.
Manajemen
adalah suatu fenomena sosial yang telah ada sejak adanya seseorang menggunakan
orang lain untuk memenuhi keinginanya, dalam hal ini manajemen, adalah seni.
Seni merupakan suatu keterampilan seseorang untuk mencapai hasil nyata sesuai
dengan yang diharapkan. Jadi hakekat seni, adalah suatu keberhasilan yang nyata
dan baik walaupun sifatnya relatif (tergantung pada orang, waktu, tempat dan
keadaan).
Dewasa
ini manajemen juga telah dipandang sebagai sebuah ilmu karena telah dapat
memenuhi kaidah-kaidah keilmuan, yaitu dapat diuraikan secara sistematis,
mengandung prinsip, dalil, rumus, hukum dan teori yang diperoleh dari hasil
pengalaman, pengamatan, pemikiran dan penelitian secara objektif, universal
serta dapat dibuktikan kebenaranya berdasarkan kenyataan yang ada. Artinya
ilmu, adalah sesuatu yang dapat dipelajari dan diajarkan sedangkan hakekat
ilmu, adalah sebagai suatu kenyataan yang objektif, logis dan universal.
Oleh
sebab itu betapapun majunya manajemen sebagai suatu ilmu sifat seninya tidak
mungkin hilang, manajemen akan tetap selaku ilmu yang berseni (artistic
science) disamping seni yang ilmiah (scientific art). Orang memimpin apa saja
asal tahu apa yang diperlukan dan dapat memenuhinya sehingga akan menjadi
seorang pemimpin yang baik. Seseorang yang memimpin usaha swasta dan atau
pemerintahan hanya berbeda dalam lingkupnya saja tetapi dalam banyak hal sama.
Manajemen
sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau
kesatuan pengetahuan yang terorganisasi.
Manajemen
Atas Dasar Kerangka Ilmu Pengetahuan yang Sistematis
(Handoko,
1991:6)
Dari
penjelasan di atas penulis dapat menambahkan kedudukan manajemen dalam beberapa
aspek antara lain:
1. Manajemen sebagai ilmu pengetahuan
(management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana
mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika.
2. Manajemen sebagai suatu sistem (management
as a system) adalah kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen/bagian,
secara keseluruhan saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam
rangka mencapai tujuan organisasi
3. Manajemen sebagai suatu fungsi
(management as a function) adalah suatu rangkaian kegiatan yang masing-masing
kegiatan dapat dilaksanakan tanpa menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun
kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka untuk mencapai tujuan
organisasi
4. Manajemen sebagai suatu proses
(management as a process) adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada
pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber
yang tersedia
5. Manajemen sebagai suatu profesi
(management as a profession) adalah suatu bidang kegiatan atau bidang keahlian
tertentu, antara lain profesi di bidang kedokteran, bidang teknik dan bidang
hukum
6. Manajemen sebagai kumpulan orang
(management as people / group of people) adalah suatu istilah yang dipakai
dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan di dalam organisasi
antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok pimpinan tengah dan kelompok
pimpinan bawah
Sejarah Manajemen sebagai Ilmu
Organisasi
usaha yang diarahkan oleh beberapa orang dan bertanggung jawab atas perencanaan,
pengorganisasian, pemimpin, dan pengendalian kegiatan telah ada sejak ribuan
tahun lalu. Piramida Mesir serta Tembok Besar Cina merupakan bukti nyata bahwa
proyek yang ukurannya luar biasa besar, telah menggunakan puluhan ribu manusia,
telah dilaksanakan jauh sebelum zaman modern. Siapa yang memberitahukan
masing-masing pekerjaan dan apa yang harus dilakukan?
Jawabanya
adalah manajemen tanpa mempedulikan apa sebutan para manajer saat itu,
seseorang harus merencanakan apa yang perlu dilakukan, mengorganisasikan
manusia serta bahan untuk melaksanakannya, memimpin dan mengarahkan para
pekerja, dan menegakan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala
sesuatunya dikerjakan menurut rencana. Praktik manajemen lainnya dapat
disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, sebuah pusat penting
perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan suatu bentuk awal
bisnis dan terlihat dalam banyak kegiatan yang sekarang lazim bagi organisasi,
misalnya jalur perakitan yang membakukan produksi, sistem penyimpan dan
pergudangan untuk memantau isinya, fungsi personalia (pengelolaan sumber daya
manusia), yang dibutuhkan untuk mengelola angkatan kerja, dan suatu sistem
akunting yang mencatat pendapatan dan biaya.
Contoh
dari masa lalu ini memperlihatkan bahwa organisasi dan manajemen telah ada dan
dipraktekan selama ribuan tahun lalu. Namun baru pada beberapa ratus tahun yang
lalu terutama pada Abad XX manajemen mengalami penyelidikan secara sistematis,
menghimpun kumpulan pengetahuan yang sama dan menjadi sebuah disiplin ilmu yang
diformat untuk dipelajari. Dua peristiwa sejarah yang penting telah pula
memainkan suatu peran dalam memajukan kajian manajemen.
Adam
Smith (1776) menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik:
The
Wealth of National, Smith mengemukakan keuntungan-keuntungan ekonomis yang akan
diperoleh organisasi dan masyarakat dengan pembagian kerja. Sebagai contoh
Smith mengatakan, bahwa jika sepuluh orang pada pabrik peniti telah melakukan
pekerjaan khususnya masing-masing maka akan bisa menghasilkan kurang lebih
48.000 peniti sehari. Namun seandainya setiap orang bekerja sendiri mulai dari
awal proses sampai akhir proses untuk menghasilkan peniti sehari maka sudah
hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Kesimpulan Smith,
bahwa pembagian kerja jelas bisa meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan
ketrampilan dan menghemat waktu yang lazimnya hilang dalam pergatian tugas
serta dengan menciptakan berbagai mesin dan penemuan yang menghemat tenaga
kerja.
Revolusi
Industri, dengan memanfaatkan tenaga mesin sehingga lebih ekonomis untuk
memproduksi barang secara massal. Berbagai pabrik besar ini jelas memerlukan
keterampilan manajemen terutama untuk:
1. Meramal permintaaan,
2. Menjamin kecukupan banyak bahan mentah
yang siap untuk membuat produk-produk,
3. Memberi tugas-tugas kepada orang-orang
untuk mengarahkan kegiatan sehari-hari,
4. Mengkoordinasikan berbagai macam
pekerjaan, dan menjamin agar tetap berada dalam kondisi baik.
Selanjutnya
perkembangan teori-teori manajemen telah dicirikan oleh berbagai macam pendapat
tentang apa yang harus dilakukan para manajer dan bagaimana harus
mengerjakannya. Para pendukung manajemen ilmiah dan para ahli teori adminitrasi
umum disebut sebagai teori klasik sebab tulisan mereka menentukan kerangka
kerja bagi banyak ide-ide sekarang ini mengenai manajemen.
Manajemen
tradisional (art management) sebagai suatu sistem (aliran) kepemimpinan yang
mendasarkan cara kerjanya secara tradisional (turun-temurun). Aliran ini
berpandangan, bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin apabila dia keturunan
seorang pemimpin (pemimpin sebagai suatu warisan). Selain itu ada juga yang
berpandangan, bahwa seseorang menjadi pemimpin karena memiliki sifat yang lebih
menonjol di dalam kelompoknya, seperti keberanianya, kewibawaanya maupun
aktivitasnya.
Manajemen
sebagai ilmu (scientific management), mulai dikenal sejak munculnya beberapa
pelopor dalam manajemen, diantaranya yaitu :
1. Tulisan Charles Babbage di Inggris tahun
1832 yang berjudul The Economy of Manufacture sebagai sebuah laporan hasil
penelitian tentang Time Study pada pabrik peniti. Tulisan ini pada dasarnya
menekankan arti pentingnya efesiensi waktu bagi para pekerja dan jumlah biaya
yang pasti dikeluarkan dalam setiap proses produksi. Namun sangat disayangkan
tulisan ini pada waktu itu belum mendapat sambutan yang hangat di masyarakat.
2. Tulisan Frederick W. Taylor tahun 1911
yang berjudul Principles of Scientific Management sebagai sebuah laporan hasil
penelitian mengenai Time and Motion Study pada pabrik baja. Taylor menyimpulkan
bahwa pemborosan waktu, tenaga kerja dan bahan-bahan lebih disebabkan karena
pengawasan kerja yang tidak (kurang) efektif. Kesimpulan itu didasarkan atas
hasil pengamatanya terhadap ukuran (tipe) dan perhitungan beberapa tindakan
dari para pekerja pada waktu mengolah berbagai bahan dan bekerjanya mesin. Dari
hasil penelitianya itu Taylor telah menunjukan kepada masyarakat dan
pemerintahnya, bahwa:
a. Pada beberapa contoh yang sederhana
terlihat, bahwa banyak sekali tindakan manusia di dalam masyarakat yang tidak
(kurang) efisien,
b. Memberikan suatu keyakinan umum, bahwa
untuk mengobati ketidak efisiensi tersebut melalui perbaikan di bidang
manajemen,
c. Membuktikan manajemen yang paling baik,
adalah scientific management berdasarkan hukum, aturan dan prinsip yang jelas.
Kemudian
menunjukan tugas-tugas manajer dalam setiap pelaksanaan pekerjaanya, yaitu :
a. Selalu berusaha menggantikan cara-cara
kerja yang hanya didasarkan pada pengalaman dan bakat dengan cara-cara kerja
yang ilmiah.
b. Menekankan pengembangan manajemen
dengan latihan keilmuan dan pemilihan tenaga-tenaga kerja secara selektif.
c. Mewujudkan kerjasama yang baik antara
manajer dengan para pelaksana untuk mencapai efesiensi yang maksimal.
d. Penyempurnaan pembagian kerja dan
pendelegasian wewenang serta tanggung jawab melalui perencanaan dan
pengorganisasian kerja yang ilmiah. Taylor mempunyai sistem yang disebut dengan
Functional Foremanship dengan cara membagi pekerjaan dalam dua golongan besar,
yaitu:
e. Pekerjaan yang memerlukan pemikiran,
yakni bagian perencanaan (planning),
f. Pekerjaan yang bersifat teknis
pelaksanaan (workshop).
Sistem
Pembagian Kerja Manajemen (Zailani dan Antowijoyo, 1989:14)
Berdasarkan
sistem pembagian tugas (pekerjaan) yang telah dikemukakan tersebut terlihat,
bahwa Taylor menghendaki adanya spesialisasi tugas yang ditekankan pada
ketepatan waktu dalam bekerja dengan rancangan persiapan sebagai berikut:
1. Pembagian kerja disusun secara terperinci
(mendetail),
2. Seleksi para pekerja untuk memilih
keahlian,
3. Latihan-latihan untuk memperoleh
kecakapan khusus secara mendalam.
Namun
sistem yang dikemukakan oleh Taylor masih memiliki beberapa kelemahan
diantaranya:
1. Bagi para pekerja, perintah dari delapan
orang itu bisa menimbulkan kesimpang-siuran sehingga pekerjaanya tidak bisa
tuntas,
2. Tidak ada (jarang) seseorang yang
memiliki keahlian beraneka ragam,
3. Tidak ada tanggung jawab yang jelas
terhadap hasil pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja.
Taylor
berusaha menciptakan suatu revolusi mental baik para pekerja maupun para
manajer dengan merumuskan pedoman tegas untuk memperbaiki efisiensi produksi.
Taylor dapat merumuskan empat prisip manajemen dan menegaskan, bahwa dengan
mengikuti prinsip itu akan dihasilkan kemakmuran baik bagi para manajer maupun
para pekerja. Para pekerja akan mendapatkan upah lebih banyak dan para manajer
akan mendapatkan laba lebih besar. Keempat prinsip manajemen Taylor tersebut,
adalah:
1. Kembangkan sebuah ilmu bagi setiap unsur
pekerjaan seseorang yang akan menggantikan kaidah ibu jari yang sama,
2. Secara ilmiah pilih, latih, ajari dan
kembangkan pekerja tersebut sebelum para pekerja memilih sendiri pekerjaan
mereka dan melatih diri mereka sendiri semampu mereka,
3. Bekerjasamalah secara sungguh-sungguh
dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan,
4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab
secara merata antara pimpinan dengan para pekerja. Manajemen mengambil alih
semua pekerja yang lebih sesuai baginya ketimbang bagi para pekerja.
Tulisan
Henry Fayol dalam bukunya yang berjudul General and Industrial Management
(Manajemen Umum dan Industri). Karya ilmiahnya ini cukup membahas tentang
beberapa syarat umum seorang top manajer dan beberapa prinsip umum dari
manajemen yang menurutnya dapat diterapkan pada segala kegiatan manajer baik di
kalangan bisnis maupun pemerintahan. Apabila dibandingkan dengan tulisan Taylor
maka tulisan Fayol ini dapat melengkapi kelemahan teori taylor tersebut karena
pada dasarnya Fayol mengajukan tiga pokok persoalan, yaitu:
Pembagian
pekerjaan, dalam hal ini menurut Fayol setiap kegiatan dalam perusahaan umumnya
dapat dibagi dalam 6 fungsi, yaitu:
a. Fungsi teknis (produksi),
b. Fungsi komersial (pembelian dan
penjualan),
c. Fungsi finansial (pengadaan dan
penggunaan dana),
d. Fungsi akuntansi (pembukuan termasuk
statistik)
e. Fungsi security (jaminan terhadap barang
dan personel),
f. Manajemen.
2.2 Management sebagai seni
Manajemen
juga dipandang sebagai sebuah seni mengingat diperlukannya berbagai ketrampilan
dan sikap yang berbeda-beda dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen, terutama
dalam hubungannya dengan unsur manusia.
Manajemen merupakan kombinasi
antara ilmu dan seni dalam berbagai proporsi. Manajer efektif menggunakan
pendekatan ilmiah dalam pembuatan keputusan, namun menggunakan pendekatan
artistik dalam banyak aspek perencanaan, kepemimpinan, komunikasi, dll.
Kalau
ilmu memusatkan perhatian pada suatu objek tertentu sehingga ilmu bersifat
memilih. Lain halnya dengan seni, menurut Mohammad Hatta seni memperhatikan
keindahan, mencari harmoni (persatuan) dalam alam. Ilmu mengajarkan untuk
mengetahui sesuatu, sedang seni mengajarkan bagaimana melakukan sesuatu.
Art/seni adalah suatu kreatifitas pribadi yang kuat dan disertai keterampilan.
Science mengajarkan orang suatu pengetahuan, sedangkan art/seni mendorong orang
untuk berpraktek. Seni-manajemen urang untuk berpraktek. Seni-manajemen
meliputi kemampuan untuk melihat totalitas dari bagian-bagian yang terpisah dan
berbeda-beda, kemapuan untuk menciptakan suatu gambaran tentang suatu visi
tertentu, kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau gambaran tentang suatu visi
tertentu, kemampuan untuk mengawinkan visi tersebut dengan skill atau kemampuan
yang efektif.
Manajemen
sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan
diperlukan kerja sama dengan orang lain. Intinya bagaimana cara memerintahkan
pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada
umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu
seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Seni dalam manajemen yaitu membentuk manusia menjadi lebih efektif dari yang
sudah dan sedang mereka lakukan tanpa anda. Ilmu adalah pada bagaimana anda
melakukannya, yaitu : planning, organizing, directing dan monitoring. Sehingga
manajemen sebagai ilmu adalah melihat bagaimana manajemen dihubungkan dengan
prinsip-prinsip manajemen,dan telah di organisasi menjadi teori. Dimana seorang
manajer mempelajari terlebih dahulu tujuannya lalu diproses olehnya dengan
keahliannya,setelah menjadi sebuah teori,lalu di buat penetapan tenaga kerja
pengarah dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Sejarah Manajemen
Sebagai Seni
Selain
manajemen sebagai ilmu, manajemen juga dianggap sebagai seni. Hal ini
disebabkan oleh kepemiminan memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan,
kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang semuanya itu banyak
ditentukan oleh bakat seseorang dan tidak dapat dipelajari.
Dalam
kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen
yang diterima secara universal. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul
The function of the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry
Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary
Parker Follet pun mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Hal ini berarti bahwa para manajer untuk mencapai
tujuan organisasinya harus melalui kerjasama orang lain untuk melaksanakan
berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti
itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu.
2.3 Pentingnya Management
Sebelum
membahas peran penting manajemen dalam kehidupan sehari-hari, akan lebih baik
kita mengerti dahulu arti dari manajemen itu sendiri. Berikut adalah beberapa
pengertian manajemen dari beberapa ahli:
James
A.F. Stoner
Manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Mary
Parker Follet
Manajemen
adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain
dibutuhkan keterampilan khusus.
George
.R. Terry
Manajemen
adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata.
Henry
Fayol
Manajemen
mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang, mengorganisasi,
memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.
Mary
Parker Follet
Manajemen
sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, yang mengandung
arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui peraturan
orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan,
atau berarti dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri.
Dari
pengertian-pengertian diatas, kita menjadi mengerti bahwa manajemen sangat
penting sekali dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa aspek manajemen yang
perlu kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain yaitu:
Manajemen Waktu
kita
harus memanajemen waktu karena jika tidak memanajemen waktu maka kita akan
banyak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak penting dan tidak berguna dan
Orang yang tidak dapat memanfaatkan waktunya dengan baik, ia seolah-olah dikejar-kejar waktu, tidak bisa mewujudkan
tujuannya, dan apabila dia melakukan suatu pekerjaan, hasilnya tidak akan
maksimal karena dilakukan dengan tergesa-gesa.
Berikutnya
dalam hal menyempatkan waktu untuk berkumpul keluarga. Hal ini akan menimbulkan
suatu efek positif baik untuk anak ataupun orang tua. Salah satunya, orang tua
tidak hanya terus-menerus sibuk dalam pekerjaannya. Ia harus mampu menjaga
keseimbangan tubuhnya dalam hal kesehatan. Luangkanlah waktu istirahat untuk
berkumpul bersama keluarga karena sejatinya obat dari rasa lelah adalah
indahnya kebersamaan bersama keluarga. Dan seorang anak pasti membutuhkan kasih
sayang serta perhatian dari orang tuanya. seorang anak perlu mendapatkan
motivasi dari orang tua dengan cara pemberian ilmu baik duniawi maupun akhirat
agar seimbang serta motivasi untuk dapat mencapai apa yang dicita-citakan oleh
seorang anak. Hal ini membuktikan bahwa manajemen waktu sangat penting bagi
kehidupan sehari-hari.
Manajemen Keuangan
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak orang yang tidak bisa mengatur keuangannya
terlebih lagi uangnya sendiri. Maka dari
itu manajemen sangat sekali diperlukan khususnya dalam keuangan untuk bisa
merencanakan jumlah uang yang dimiliki digunakan untuk keperluan yang jelas dan
pasti. Apabila kita tidak memanajemen keuangan kita maka akan terjadi
pemborosan, dengan menghambur-hamburkan uangnya untuk kepentingan atau hal-hal
yang tidak berguna. Dan memanajemen keuangan harus di terapkan agar pemasukkan
yang didapat dari bekerja dapat mencukupi kehidupan kita. Apabila manajemen
keuangan tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka yang akan terjadi
pengeluaran yang berlebihan dan tak mencukupi kehidupan kita.
Manajemen Berorganisasi
Dalam
organisasi kegiatan manajemen sangat penting. Manajemen dalam organisasi
merupakkan sesuatu hal yang sangat penting dilakukan.
Kantor
merupakan salah satu organisasi yang menggunakan manajemen. Pengertian kantor
sendiri adalah keseluruhan ruang yang menjadi tempat pelaksanaan kegitan tata
usaha, kegiatan manajemen, tugas pimpinan lainnya dalam sebuah organisasi.
Dalam kantor perlu di bentuk kegiatan manajemen. Manajemen disini bukan hanya
tentang keuangan melainkan tentang penjadwalan para pekerja di kantor tersebut.
Keuangan
dalam perkantoran harus di manajemen agar dapat mengatur semua pemasukan dan
pengeluaran yang terjadi dalam kantor tersebut. Apabila manajemen keuangan
tidak dilakukan akan terjadi pembangkrutan kantor karena tidak adanya
pencatatan rmembentuk sekelompok karyawan. Oleh karena itu Manajemen keuangan
merupakan kegiatan yang paling penting dalam perkantoran. Karena keuangan adalah
tujuan orang melakukan perkantoran.
Manajemen
perjadwalan atau manajemen jadwal para karyawan yang bekerja di kantor tersebut
harus dilakukan untuk mengatur pekerjaan para karyawan kantor. Tanpa adanya
penjadwalan kantor tidak dapat berjalan karena tidak adanya jam kerja untuk
karyawan kantor tersebut. Selain mengatur jadwal karyawan kantor perlu juga
mengatur bagian bagian untuk mendifisikan pekerja- pekerjanya.
Jadi,
kita harus memanajemen dalam melakukan segala sesuatu didunia ini. Karena semua
yang dilakukan perlu adanya manajemen agar dapat terlaksana dengan baik.
Walaupun memanajemen sangat sulit dilakukan karena setiap manusia terkadang
ingin bebas melakukan hal yang mereka inginkan tanpa adanya konsep apa yang
harus dilakukannya dan merasa bosan bahkan sungkan untuk menepati manajemen
jadwal yang sudah dibuat. Namun
dengan tekad akan mengubah diri dan tekad
ingin menjadi lebih baik, kita bisa memanejemen apa yang perlu dilakukan tanpa
adanya rasa ingin bebas dan bisa terus menepati jadwal yang kita buat dan jika
kita sudah terbiasa kita akan merasakan manfaatnya. Manfaatnya yang kita
rasakan yaitu:
Kita
bisa lebih menghargai waktu
Kita
bisa mengatur keuangan dalam keseharian dengan baik dan benar
Senantiasa
melakukan inovasi atas kegiatan sehingga kita hidup kita lebih teratur.
Dengan
manajamen segala kegiatan yang dilakukan hasilnya akan baik
Meningkatkan
kesadaran kita akan ancaman eksternal sehingga kita akan terbiasa mempersiapkan rencana lain
atas kejadian yang tidak diinginkan dari faktor luar.
2.4 Tujuan dan Sasaran Management
1.
Tujuan Management
Pada
dasarnya ada empat tujuan manajemen sumber daya manusia, tujuan- tujuan
tersebut antara lain :
·
Tujuan sosial. Tujuan ini dimaksudkan supaya organisasi dapat bertanggung jawab
secara etis dan sosial kepada kepada tantangan dan juga kepada keutuhan
masyarakat dengan meminimalis dampak negative yang akan timbul
·
Tujuan organisasi, tujuan organisasi merupakan sasaran formal yang telah dibuat
guna membantu kerja organisasi dalam mencapai suatu tujuan
·
Tujuan fungsional merupakan suatu tujuan yang diadakan guna mempertahankan
kontribusi dari sumber daya manusiaatau dari kontribusi menuju tingkatan yang
sesuai dengan adanya kebutuhan suatu oraganisasi
·
Tujuan individual merupakan tujuan yang bersifat pribadi dari masing- masing
anggota organisasi yang akan mencapai tujuan melalui sebuah aktifitas yang
dilakukan di dalam organisasi.
2. Sasaran Management
Sasaran
Manajemen Prinsip Manajemen Menurut Henry Fayol
Pengertian
Sasaran adalah rincian singkat dan tegas mengenai apa yang akan dicapai.
Sedangkan manajemen merupakan suatu proses kegiatan yang dilaksanakan
orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya tersebut
merupakan sasaran manajemen.
Dengan
demikian, sasaran manajemen merupakan suatu perincian yang jelas dalam kegiatan
manajemen guna memperoleh suatu cara, tekhnik, metode yang sebaiknya dilakukan
agar dengan sumber-sumber atau sasaran yang terbatas (modal, bahan-bahan, dll)
dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Dalam ilmu ekonomi dikenal dengan
prinsip ekonomi, yaitu: dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya guna
memperoleh hasil yang sebesar-besarnya.
Secara
garis besar, sasaran manajemen ini merupakan suatu cara untuk memperoleh hasil
yang efisien (hemat guna) dalam bidang:
Tenaga
dan pikiran.
Material
dan biaya yang diperlukan.
Waktu
yang tepat, cepat dan hemat.
Dalam
pengertian sasaran manajemen tersebut sudah disinggung tentang pengertian
efisien dan efektif. Dalam arti, segala sesuatunya dilakukan dengan berdaya
guna dan tepat guna (= tepat, cepat, hemat, dan selamat).
Efisien,
Perbandingan yang terbaik antar suatu hasil dengan usahanya atau antara
pemasukan dengan pengeluaran.
Efektif,
Suatu kemampuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diserahkan sesuai
dengan rencana (tepat waktunya).
Tepat
, Menunjukkan kena sasarannya; Apa yang dikehendaki tercapai atau menjadi
kenyataan.
Cepat,
Menunjukkan waktu; Tidak banyak waktu terbuang, selesai pada waktunya.
Hemat,
Berarti dengan biaya yang sekecil-kecilnya diperoleh hasil yang
sebesar-besarnya, tanpa adanya pemborosan atau penghamburan biaya, bahan,
tenaga, waktu dan pemikiran.
Selamat,
Menunjukkan kelancaran proses; Segala sesuatunya sampai pada tujuan yang
dimaksud tanpa mengalami hambatan-hambatan, kelambatan atau
kemacetan-kemacetan.
Jadi
berdasarkan pengertian tadi, dapat dijelaskan kembali bahwa sesuatu yang
efektif belum tentu dikatakan efisien. Karenanya menitik beratkan pada hal-hal
yang berbeda.
Efektif,
pada tujuan yang akan dicapai sesuai rencana, kurang memperhatikan usaha atau
biaya yang dipergunakan. Dengan biaya berapa saja asal tujuan tercapai. Hal ini
memungkinkan terjadinya pemborosan atau penghamburan-penghamburan yang tidak
perlu.
Efisien,
pada segi usaha atau biaya yang dipergunakan, kurang memperhatikan tujuan yang
akan dicapai sesuai rencana. Kapan tujuan itu akan tercapai tidak menjadi
masalah, asal biaya bisa dihemat seminimal (sekecil) mungkin.
Dari
uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu sasaran manajemen dapat
dicapai secara efektif dan efisien bila dapat melaksanakan prinsip-prinsip
dengan usaha yang sekecil-kecilnya bisa mendapatkan hasil yang
sebesar-besarnya.
Prinsip-Prinsip
Manajemen
Prinsip
dapat diartikan sebagai suatu kenyataan atau kebenaran umum dan dijadikan
pedoman (petunjuk arah) terhadap pikiran dan tindakan yang akan dilakukan.
Prinsip-prinsip
manajemen merupakan suatu pedoman dasar tetapi tidak mutlak untuk diterapkan
terhadap proses manajemen dalam segala bentuk kegiatannya (top, middle, dan
lower management). Sehingga penyimpangan atau kesalahan-kesalahan yang pokok
dalam pekerjaan dapat terhindar.
Prinsip-prinsip
manajemen menurut Henry Fayol hanya menampilkan garis-garis besarnya saja, di
antaranya terdapat 14 (empat belas) prinsip-prinsip umum manajemen yakni:
1.
Pembagian
Kerja
Dalam
organisasi/perusahaan yang sudah maju, sebagai akibat dari perkembangan
masyarakat dan kemajuan teknologinya yang menuntut adanya
spesialisasi/pengelompokan tenaga kerja yang teratur dan tepat. Karena
spesialisasi orang-orang inilah, maka diperlukan adanya pembagian kerja/tugas
yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan bakat yang dimilikinya. Sehingga
tujuan organisasi yang akan dicapai, menjadi lebih terarah, efektif, dan
efisien.
2.
Kekuasaan
dan Tanggung Jawab
Dengan
adanya pembagian kerja yang baik di dalam organisasi tersebut, sudah tentu
dalam pelaksanaannya mereka diberi kekuasaan (wewenang) dan tanggung jawab
sebagai kepercayaan dari pihak atasan. Pelimpahan kekuasaan dan tanggung jawab
yang dilakukannya itu, tiada lain untuk memudahkan teknik pengawasan agar
diperoleh hasil yang efektif dan efisien.
3.
Disiplin
Peraturan
dan disiplin yang diterapkan merupakan pedoman khusus untuk menggerakkan dan
mendorong kepatuhan serta kesediaan para pegawai dalam melaksanakan tugasnya
dengan baik, tertib, dan tepat sesuai dengan tujuan yang diinginkan sehingga
bisa menghemat waktu. Disiplin harus dilaksanakan secara formal terhadap semua
anggota manajemen, tidak boleh dibeda-bedakan.
4.
Kesatuan
Perintah
Setiap
anggota bawahan hanya mempunyai seorang atasan (pimpinan) langsung, yakni
kepada siapa ia akan memberikan laporan dan pertanggungjawabannya, serta dari
siapa ia menerima perintah, instruksi, bimbingan, dan pedoman kerja. Semua itu
perlu untuk kelancaran dalam melaksanakan tugasnya, sehingga tidak
membingungkan para bawahan.
5.
Kesatuan
Pengarahan
Setiap
unit/satuan tugas organisasi yang mempunyai fungsi dan tujuan yang sama harus
dikoordinasikan pada satu arah dan satu rencana. Dalam arti, semua kegiatan,
semua sumber dana, pemikiran, kehlian dan kemampuan (bakat) ditunjukkan hanya
kepada satu arah, yaitu pencapaian tujuan dengan cara seefektif dan seefisien
mungkin. Sehingga, rencana semula yang telah dirumuskan sasarannya dapat
terlaksana dengan sempurna.
6.
Mengabdikan
Kepentingan Sendiri Kepada kepentingan Umum
Manusia
sebagai unsur pelaksanaan rencana dalam setiap kegiatan organisasi perusahaan,
mempunyai andil besar di dalamnya. Oleh karena itu, setiap anggota bawahan
diusahakan agar mau diajak untuk lebih mengutamakan kepentingan bersama
daripada kepentingan pribadi. Hal ini perlu, disamping untuk menciptakan suatu
iklim kerja sama yang baik, juga agar setiap kegiatannya berjalan sesuai dengan
rencana bersama.
7.
Penggajian
Pegawai
Gaji
merupakan pengaruh yang sangat besar terhadap status sosial seseorang.
Pembayaran gaji/upah pegawai harus adil, menarik, dan cukup untuk memenuhi
pegawai sendiri maupun kebutuhan keluarganya. Karena, semua itu akan memberikan
motivasi (dorongan semangat) yang tinggi kepada setiap pegawai dalam
menyumbangkan tenaga dan pikirannya terhadap perkembangan organisasi perusahaan
yang bersangkutan.
8.
Pemusatan
Koordinasi
Agar
para pegawai tidak dibingungkan oleh kesimpangsiuaran dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab yang dibebankannya, perlu adanya pemusatan (Sentralisasi)
kekuasaan (wewenang) dalam kelompok tunggal, dan kepemimpinannya diserahkan
kepada satu orang pemimpin, tanpa menimbulkan sifat- sifat kediktatoran saat
menjalankan kepemimpinannya.
9.
Jenjang
Bertingkat
Agar
pembagian tugas-tugas dan kekuasaan dapat terlihat dengan jelas, perlu disusun
satuan-satuan tugas organisasi yang bertingkat-tingkat secara vertikal dan
horizontal. Sehingga terdapat rantai jenjang bertetangga tiap bagian organisasi
hal ini dapat memberikan pedoman dari masa perintah/instruksi itu diterima dan
kepada siapa pertanggungjawaban harus disampaikan. Usahakan agar
tingkat-tingkat jenjang organisasinya (seperti pimpinan puncak, kepala bagian,
kepala seksi) berjumlah sedikit, sehingga saluran hubungan dari atasan sampai
ke bawahan tidak terlampau panjang.
10.
Ketertiban
Keteraturan
dan kelancaran kegiatan suatu organisasi sangat penting. Oleh karena itu,
setiap anggota pegawai yang terikat dalam kegiatan usaha pencapaian tujuan
bersama harus mau mematuhi dan mentaati segala ketentuan-ketentuan yang ada,
seperti mematuhi prinsip-prinsip pembagian kerja kesatuan arah, penggajian
pegawai, disiplin kerja dsb.
11.
Keadilan
Unit
pimpinan tidak boleh memperlakukan pegawai bawahannya dengan semena-mena,
tetapi harus adil dan bijaksana seperti mem- PHK (pemutusan hubungan kerja)
tanpa alasan yang kuat. Hargailah setiap prestasi pegawai yang dicapainya
sebagai karya nyata. Berilah kesempatan mengeluarkan saran/ide, pendapat, kritik
dan informasi yang membangun, dalam upaya pengambilan keputusan yang lebih
tepat. Tidak ada satu orang pun yang diistimewakan, karena hal itu dapat
menimbulkan pertentangan.
12.
Stabilitas
Kondisi Pegawai
Manusia
sebagai anggota organisasi, dihadapkan kepada keterbatasan-keterbatasan baik
dari segi fisik maupun mental. Dari keterbatasan itulah, maka dalam setiap
kegitannya pegawai perlu menjaga kestabilan kondisi kerja pegawai, yakni
menjaga/ memelihara hubungan yang harmonis diantara sesama anggota, menjaga
kesehatan, menjaga keselamatan kerja, dan sebagainya yang dapat menimbulkan
kelancaran dan kelangsungan proses kegiatan manajemen
13.
Prakarsa
Setiap
pimpinan hendaknya selalu menghargai saran-saran, ide/ gagasan, kritik dan
informasi yang dikemukakan oleh anggota bawahan. Karena semua itu merupakan
suatu prakarsa yang dapat menciptakan cara-cara kerja (pikiran-pikiran) baru
yang lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya, sehingga organisasi
lebih cepat berkembang.
14.
Semangat
Kesatuan
Organisasi
merupakan kegiatan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai dengan baik dan
lancar, maka perlu pembinaan bimbingan, dan motivasi yang terus menerus
terhadap pegawai agar mereka memiliki jiwa kesatuan dan rasa setia para pegawai
agar mereka memiliki jiwa kesatuan dan jiwa setia kawan yang tinggi. Dengan
rasa kesetiakawanan yang tinggi inilah, lahir
suatu tata hubungan yang harmonis diantara sesama anggota, memiliki
semangat persatuan-persatuan, senasib sepenaggungan dalam upaya mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan bersama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada
hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing (mengatur) untuk
mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. sebagai ilmu adalah melihat bagaimana
manajemen dihubungkan dengan Seni dalam manajemen yaitu membentuk manusia
menjadi lebih efektif dari yang sudah dan sedang mereka lakukan tanpamasyarakat
lain. Ilmu adalah pada bagaimana anda melakukannya, yaitu: planning,
organizing, directing dan monitoring. Sehingga manajemen prinsip-prinsip
manajemen dan telah di organisasi menjadi teori.
DAFTAR PUSTAKA
http://firmanaidin.blogspot.com/2010/01/manajemen-sebagai-ilmu-dan-seni.html?m=1
http://id.shvoong.com/business-management/management/2167259-manajemen-sebagai-ilmu-dan-seni/#ixzz1dDI4kVB5
http://ichanissa.ngeblogs.com/2010/02/27/manajemen-sebagai-ilmu-dan-seni/http://ahmadmad03n.blogspot.com/2010/10/manajemen-umum.html
http://farhan24.blogspot.com/2011/11/manajemen-sebagai-ilmu-dan-seni.html?m=1
http://fikrisambong.blogspot.com/2015/12/makalah-seni-manajemen.html?m=1
http://fikrisambong.blogspot.com/2015/12/makalah-seni-manajemen.html?m=1
Anbu.
(2004). Manajemen sebagai Seni dan Ilmu.
Bandung: Raja Grafindo Persada
Gunawan,
Imam.(2008). Sejarah Manajemen. Kediri Jawa Timur: Bumi Aksara
Elqorni,
Akhmad. (2009). Sejarah Manajemen Sebagai Seni dan Ilmu (Online)
(http/:/Sejarah Ilmu Manajemen « 'THE MANAGEMENT LECTURE RESUME'.htm diakses
pada 3 Oktober 2010)
Novianti,
Windi S.E. ( 2009 ). Pengantar Menegement
Aisyah,
Mimin Nur S.E, A.K. Media Pengantar Menegement.
Komentar
Posting Komentar