ARTI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA SERTA SUMBANGSIHNYA DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL


ARTI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA SERTA SUMBANGSIHNYA DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL
                                                                ( kelompok 1 )
A.                 Peranan Sektor Pertanian dalam Kehidupan Manusia
Pertanian memberikan multifungsi bagi kehidupan manusia.  Pertanian, paling tidak dapat menyediakan berbagai kebutuhan manusia akan oksigen, air, pangan, sandang, papan (perumahan), keamanan, pekerjaan, sosial politik, industri, pekerjaan, kesehatan, serta pariwisata dan lingkungan hidup.
a.       Pertanian Sebagai Penyedia Oksigen 
Kebutuhan pertama yang paling mendasar bagi manusia adalah oksigen (O2). Sebegitu pentingnya oksigen bagi kehidupan manusia, adalah seseorang dapat bertahan hidup berminggu-minggu tanpa makanan atau beberapa hari tanpa air, tetapi tanpa oksigen, otak manusia hanya mampu bertahan antara 5-7 menit saja.Oksigen bebas tersebut dihasilkan oleh tumbuhan sebagai produk dari kegiatan fotosintesis, melalui reaksi kimia sebagai berikut :
                               6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
b.      Pertanian Sebagai Penyedia Air
Tumbuhan, terutama pohon-pohon besar yang tumbuh di pegunungan, terlibat secara langsung dalam siklus hidrologi (siklus air).  Hujan yang turun di atas pegunungan akan ditangkap airnya oleh perakaran pohon-pohon, kemudian menyimpannya di dalam tanah dan kemudian dikeluarkan melalui mata air yang jernih di kaki pegunungan. 
c.              Pertanian Sebagai Penyedia Pangan 
Setelah oksigen dan air, kebutuhan manusia terpenting berikutnya adalah makanan (pangan).  Sampai sejauh ini, pangan masih disediakan oleh pertanian (dalam arti luas : daging oleh peternakan dan perikanan).  Teknologi modern yang ada sekarang pun belum dapat membuat makanan sintetis, sehingga untuk kebutuhan pangannya, manusia masih mengandalkan produk-produk pertanian. 

d.        Pertanian Sebagai Penyedia Faktor Keamanan 
Produk pertanian juga banyak digunakan sebagai bahan baku berbagai alat-alat keamanan, karena beratnya yang ringan dan mudah dibentuk, misalnya bagian dari komponen senjata, dan alat-alat perlindungan dan beladiri lainnya.  Komponen terbesar dari sebuah rumah juga berbahan baku kayu yang merupakan produk pertanian. 
e.       Pertanian Sebagai Sumber Nafkah (Bidang Pekerjaan) 
Produk kegiatan pertanian merupakan barang-barang bernilai ekonomis yang dapat diperjualbelikan, sehingga kegiatan pertanian, bukan saja sebagai suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga dapat merupakan pekerjaan untuk mendapatkan nafkah.  Dari proses produksinya (bibit, benih, pupuk dan sarana peralatan lainnya), pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, pengepakan, pemasaran, pembiayaan, dll. Pertanian Sebagai Industri Pariwisata Dan Kesehatan Rohani.
B.     Sumbangsih Sektor Pertanian dalam Perekonomian Nasional
Kegiatan pertanian merupakan mata pencaharian terbesar penduduk didunia termasuk di Indonesia. Sejarah Indonesia pun tidak terlepas dari sektor pertanian (menghasilkan bahan baku seperti padi, jagung, sagu, dll) dan perkebunan (menghasilkan buah-buahan) terutama pada masa kolonial penjajahan Belanda kegiatan pertanian dan perkebunan menjadi penentu tingkat social dan perekonomian seseorang.
Mengingat negara Indonesia merupakan negara yang subur akan tanah, kaya akan sumber daya alam, sehingga berpotensi tinggi dalam mengembangkan usaha pertanian. Disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
a)      Potensi Sumber Daya Yang Sangat Besar dan Beragam
Yang artinya negara Indonesia merupakan wilayah yang terdiri atas beriburibu pulau yang amat subur memiliki letak astronomis 6° LU – 11°LS dan 94°BT – 141°BT menandakan bahwa wilayah Indonesia merupakan wilayah yang subur dan beriklim tropis.

b)                Pangsa Pasar Terhadap Pendapatan Nasional Cukup Besar
Bisa dikatakan tidak banyak orang yang tahu dan paham bahwa sektor pertanian menaruh keuntungan yang cukup besar pada PDB negara dan banyak yang beranggapan bahwa sektor pertanian hanya sektor sampingan yang tidak perlu terlalu diperhatikan Karena bila terjadi suatu kesalahan yang tidak terencana penyediaannya atau habis didalam negeri sendiri kita bisa kerepotan untuk mengimpor dari negara luar.
c.) Menjadi Basis Pertumbuhan Ekonomi
Sektor pertanian menjadi salah satu dari unsur-unsur yang mengisi pertumbuhan perekonomian disetiap negara. Di negara arab sekalipun meskipun wilayah lahanya tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan bercocok tanam namun sector perekonomian menjadi salah satu unsur pengisi basis pertumbuhan perekonomian dinegaranya misalnya dengan membudidayakan tanaman kurma yang nilai komoditinya cukup besar dalam pengeksporan keseluruh negara termasuk ke Indonesia yang ikut mengimpor komoditi pertanaian dari Arab.
d.)  Kontribusi Terhadap Kesempatan Kerja
Kalau dilihat pola perubahan kesempatan kerja di pertanian dan industri manufaktur, pangsa kesempatan kerja dari sektor pertama menunjukkan suatu pertumbuhan tren yang menurun, sedangkan di sektor kedua meningkat. Perubahan struktur kesempatan kerja ini sesuai dengan yang di prediksi oleh teori mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi dari suatu proses pembangunan ekonomi jangka panjang, yaitu bahwa semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin kecil peran dari sektor primer, yakni pertambangan dan pertanian, dan semakin besar peran dari sektor sekunder, seperti manufaktur dan sektor-sektor tersier di bidang ekonomi.
e.)  Kontribusi Pertanian Terhadap Devisa
Pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dan atau pengurangan tingkat ketergantungan Negara tersebut terhadap impor atas komoditi pertanian. Komoditas ekspor pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai dari getah karet, kopi, udang, rempahrempah, mutiara, hingga berbagai macam sayur dan buah.

POTENSI SUMBERDAYA LAHAN DAN PENGOLAHANNYA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA
( KELOMPOK 2 )

A.             Pengertian Sumber Daya Lahan
Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah.
Sitorus (2001) mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Oleh karena itu sumberdaya lahan dapat dikatakan sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut dengan lingkungannya (Mather, 1986).

B.            Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan (land use) adalah setiap bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual (Vink, 1975).
Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu: 
Ø  penggunaan lahan pertanian
Ø  penggunaan lahan bukan pertanian
Menurut Barlowe (1986) faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah faktor fisik dan biologis, faktor pertimbangan ekonomi dan faktor institusi (kelembagaan). Faktor fisik dan biologis mencakup kesesuaian dari sifat fisik seperti keadaan geologi, tanah, air, iklim, tumbuh-tumbuhan, hewan dan kependudukan. Faktor pertimbangan ekonomi dicirikan oleh keuntungan, keadaan pasar dan transportasi. Faktor institusi dicirikan oleh hukum pertanahan, keadaan politik, keadaan sosial dan secara administrasi dapat dilaksanakan.
1.             Penggunaan lahan pertanian
Ada berbagai bentuk pertanian di Indonesia antara lain sawah, ladang, kebun, tegalan, bahkan peternakan yang masih tergolong bidang pertanian. Persebaran jenis-jenis pertanian ini pun bisa berbeda-beda. Ada daerah sesuai untuk sawah irigasi, karena terdapat ketersediaan air secara teratur, tidak tergantung musim.
a)              Sawah
Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah dengan sistem irigasi atau tanah hijau yang tempatnya menetap. Ciri-ciri sawah antara lain membutuhkan air, tempatnya tetap, cara pengolahannya teratur dan jenis tanamannya tertutama tanaman padi.
b)             ladang
Ladang adalah lahan pertanian kering disekitar hutan yang bersifat tidak menetap. Huma atau ladang terdapat di tempat yang hutannya masih luas dan penduduknya belum padat, seperti Sumatra, Kalimantan, Papua. Dan jenis tanaman berladang adalah padi gogo, jagung, dan kacang-kacangan.
c)             Betergal
Bertegal adalah cara tertanah di tanah kering dengan menggantungkan pada air hujan. Hasil bertegal adalah jagung, kacang dan ketela. Bertegal diusahakan di pegunungan-pegunungan atau daerah dataran yang kering.
d)            Tanaman Pekarangan (berkebun)
Tanaman pekarangan (berkebun) adalah jenis tanaman yang ditanaman di lahan pertanian di sekitar rumah dan dikerjakan secara intensif. Misalnya tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat-obatan.
2.             Penggunaan lahan bukan untuk pertanian
Penggunaan lahan bukan untuk pertanian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai tempat tinggal, tempat melakukan produksi barang dan jasa, tempat rekreasi, dan sebagainya. Penggunaan lahan tersebut, seperti penggunaan untuk perumahan, perindustrian,danperumahan.
a)      lahan untuk perumahan.
Lahan untuk perumahan semakin banyak dibutuhkan seiring bertambahnya jumlah penduduk. Perumahan dibangun di beberapa lokasi baik di perkotaan maupun di pinggir kota bahkan di pedesaan.
b)     Lahan untuk industri
Lahan untuk industri sangat banyak dibutuhkan karena semakin meningkatnya jumlah pabrik dan industri lainnya yang dibangun. Pembangunan pabrik dan industri selain dimaksudkan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan manusia, juga dapat membuka lapangan kerja, memberi kesempatan berusaha bagi penduduk, meningkatkan pendapatan penduduk, menunjang pem- bangunan daerah, serta memanfaatkan sumber alam dan sumber daya manusia yang ada.
c)      Lahan untuk jasa
Penggunaan lahan untuk jasa juga memerlukan lahan yang banyak. Lahan untuk jasa transportasi, misalnya lalu lintas darat, seperti jalan, terminal, halte, stasiun, jalan kereta api, dan sebagainya. Lahan jasa perdagangan, seperti pertokoan, warung, pasar, gudang, dan sebagai- nya. Lahan jasa pendidikan, seperti sekolah, kampus, gedung pendidikan kursus, perpustakaan, dan lapangan olah raga.
C.           Pengolahan Lahan Pertanian
Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik
Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu: (1) Pengolahan tanah pertama (pembajakan), dan (2) Pengolahan tanah kedua (penggaruan). Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Kedalaman pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15 sampai 20 cm. Pengolahan tanah kedua, bertujuan menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjad lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan.

Pengelolahan lahan secara mekanis
1.             Keuntungan Pengolahan Tanah Secara Mekanis
Salah satu keuntungan dari pengolahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan lebih cepat, sehingga dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya secara keseluruhan. Adapun beberapa keuntungan pengolahan tanah secara mekanis adalah sebagai berikut :

a)             Keuntungan Teknis
Pekerjaan pengolahan tanah memerlukan tenaga yang sangat besar, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja. Dengan tenaga yang besar, yang dimiliki per alatan mekanis, pekerjaan yang berat akan dengan mudah dikerjakan. Hasil pengolahan tanah secara mekanis dapat lebih dalam.
b)             Keuntungan Waktu
Dengan tenaga yang cukup besar, tentunya pengolahan tanah yang dilakukan secara mekanis akan lebih cepat. Dengan cepatnya waktu pengolahan tanah, akan mempercepat pula proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanaman yang berumur pendek, sisa waktu yang tersedia ini dapat digunakan untuk melakukan budidaya lagi.
c)             Keuntungan Ekonomis
Berdasarkan hasil penelitian (di Pulau Jawa), biaya pengolahan tanah per hektar dengan traktor akan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia maupun hewan. Penurunan biaya pengolahan tanah ini tentunya akan meningkatkan keuntungan para petani.
Dalam mengolah tanah secara mekanis, lahan yang akan diolah harus dikondisikan terlebih dahulu sehingga siap untuk diolah. Ada beberapa hal yang perlu disiapkan agar lahan siap untuk diolah secara mekanis, yaitu :
a)             Topografi (kenampakan permukaan lahan)
Traktor dapat bekerja pada lahan dengan topografi yang terbatas. Untuk traktor tangan sebaiknya jangan melebihi 30°. Apabila lahan terlalu miring, traktor bisa terguling. Lahan yang bergelombang juga akan berpengaruh terhadap hasil pengolahan. Sebaiknya lahan yang demikian dibuat berteras sehingga lahan bisa memenuhi syarat untuk diolah secara mekanis. Selain itu, traktor sebagai kendaraan beroda, memerlukan jalan dan jembatan untuk memasuki lahan yang akan diolah. Pembuatan teras, jalan, dan jembatan tidak dibahas dalam modul ini.
b)             Vegetasi (tanaman yang tumbuh di lahan)
Batang tanaman dan sisa tanaman yang cukup besar akan menghambat implemen masuk ke dalam tanah, sehingga hasil pengolahan tidak efektif. Batang tanaman yang lentur tetapi kuat (liat) akan tergulung oleh putaran mesin rotari, sehingga akan menambah beban dan dapat merusak mesin. Akar tanaman yang kuat (liat) dan saling berhubungan akan mengikat tanah sehingga susah untuk diolah. Vegetasi yang sekiranya mengganggu harus dipindahkan dari lahan atau dihancurkan. Vgtasi tersebut bisa dibabat dengan parang/arit. Sekarang sudah ada mesin pemotong yang digerakkan oleh traktor. Namun cara pengoperasiannya tidak dibahas pada modul ini.
c)             Bebatuan
Bebatuan yang besar dan keras, apabila tertabrak oleh implemen, dapat merusak implemen. Mata bajak singkal atau piringan dapat pecah, sedang pisau mesin rotari dapat patah. Batu-batu yang besar harus disingkirkan terlebih dahulu dari lahan sebelum diolah, dengan cara dicongkel dengan linggis atau digali dengan cangkul. Batu yang telah tergali dapat diangkat untuk disingkirkan ke tepi lahan. Sedang batu-batu yang kecil dapat disingkirkan setelah lahan diolah.
d)            Kadar air tanah
Kondisi kadar air tanah akan mempengaruhi sifat dari tanah itu sendiri. Pada tanah yang terlalu kering, tanah akan sangat keras dan padat. Apabila diolah, akan memerlukan implemen yang kuat dan daya tarik traktor yang sangat besar. Sehingga pengolahan akan tidak efisien. Tanah hasil olahan berfariasi dari bongkahan besar sampai tanah yang hancur. Selain itu juga menimbulkan debu yang berterbangan.
Apabila tanah dibasahi, tanah akan melunak. Hal ini ditandai dengan berubahnya warna tanah menjadi lebih gelap. Namun apabila tanah diambil dan digulung-gulung tidak liat dan tidak lengket, namun remah (pecah-pecah). Kondisi ini cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan pada kondisi ini sering dinamakan pengolahan tanah kering. Apabila tanah dibasahi lagi, tanah akan liat dan lengket. Apabila diolah, akan lengket di implemen dan roda traktor.
2.             Faktor Penghambat Pengolahan Tanah Secara Mekanis
Faktor-faktor tersebut diantaranya, adalah:
a.       Faktor Teknis
Penggunaan traktor di lapangan untuk pengolahan tanah terlihat bahwa masih banyaknya sisa tunggul pada petakan olahan dapat menghambat penggunaan alat pengolahan tanah, sehingga dapat menurunkan kapasitas dan efisiensi kerja alat. Akibatnya dapat menyebabkan menurunnya pendapatan dari penggunaan traktor. Selain itu ketersediaan sukucadang juga menjadi faktor penghambat.
b.      Faktor ekonomi
Kemampuan daya beli alat mesin pertanian mempengaruhi pengembangan pengolahan tanah secara mekanis khususnya para petani di pedesaan.


c.       Faktor Sumber Daya Manusia
Penggunaan alat/mesin pertanian biasanya menuntut pengetahuan dan keterampilan. Begitu pula dengan penggunaan alat pengolahan tanah. Tingkat pendidikan petani di Indonesia pada umumnya masih rendah.

  STRATEGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAHAN UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
                                                      ( kelompok 3 )

a.       Pengertian Pertanian Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.
Pertanian berkelanjutan(sustainable agriculture) merupakan implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan(sustainable agriculture) pada sektor pertanian. Konsep pertanian berkelanjutan, ialah yang bertumpu pada tiga pilar yaitu ekonomi, sosial dan ekologi.
b.  Metode Pengolahan Lahan
1. Pengolahan lahan secara konvensional
Pengolahan lahan dengan metode konvensional biasanya dilakukan untuk lahan-lahan yang sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak dilakukan dilingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran.
2. Pengolahan lahan secara modern
Pengolahan lahan dengan cara modern biasanya banyak dilakukan untuk tanaman tanaman perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara ini biasnya menggunakan mesin. Pengolahan lahan dengan sistem ini memiliki kelebihan diantaranya lebih cepat dalam proses pengerjaan, serta dapat menghemat waktu penanaman. Kekurangan dari sistem ini yaitu dibutuhkannya modal yang besar dalam pengupayaannya.
c.  Macam-macam System Pengolahan Lahan
1. Olah lahan sempurna
Pengolahan lahan secara sempurna yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh kegiatan pengolahan lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan siap untuk ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan, dan rotary.
2. Olah lahan minimum
Pengolahan lahan dengan olah tanah minimum hanya meliputi pembajakan(tanah diolah, dibalik, kemudian tanah diratakan). Pada pengolahan tanah ini biasanya banyak dilakukan untuk lahan persawahan.
3. Tanpa olah tanah(TOT)
Pengolahan lahan pada sistem ini hanya meliputi penyemprotan guna membunuh atau menghilangkan gulma pada lahan, kemudian ditunggu hingga gulma mati dan lahan siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini biasanya digunakan sistitajuk dalam proses penanamanya. Pengolahan lahan juga tentunya harus memperhatikan topografi dan kontur keadaan lahan.semakin curam keadaan maka akan semakin besar tingkat erosi yang terjadi. Jika tingkat erosi semakin besar maka humus dan zat hara dalam tanah akan semakin banyak hilang.
d.  Strategi Pengolahan Sumber Daya Lahan Untuk Pertanian Berkelanjutan
1.      Hal pertama yang perlu di perhatikan adalah evektivitas lahan. Evektivitas lahan adalah memanfaatkan lahan semaksimal mungkin untuk hasil yang juga maksimal. Artinya, sesempit apa pun lahan yang kita miliki, bukan berarti kita akan memanen hasil yang juga sedikit.
2.      Cara kedua untuk mengolah lahan adalah dengan memilih tata cara pengolahan lahan yang sesuai. Karena, para pelaku industri di bidang ini harus pandai-pandai memaksimalkan lahan yang ada. Untuk memaksimalkan lahan, para pelaku industri bisa memanfaatkan cara-cara pengolahan tertentu yang bisa mendatangkian keuntungan berlipat.
3.      Dalam setiap pemanfaatan lahan, tentu ada bagian dari lahan yang tergolong ke dalam ke tidak maksimalan kondisi lahan.Sehingga,untuk meminimalisasi ketidak maksimalan ini, para pelaku industri pertanian harus mampu meminimalisasi efek yang di timbulkan dari ke tidak maksimalan kondisi lahan ini. Melakukan upaya pencegahan menurunnya potensi dari lahan.
e.  Upaya Pemerintah dan Masyarakat dalam Pelestarian Lingkungan Hidup 
1.      Upaya pemerintah dalam pelestarian lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
1)      Merencanakan program pembangunan berkelanjutan
2)      Mengeluarkan UU tentang lingkungan hidup
3)      Membentuk badan pengendalian lingkungan
2.      Upaya masyarakat dalam pelestarian  lingkungan hidup adalah sebagai berikut :
1)      Menjalankan program penanaman seribu pohon
2)      Tidak membuang limbah ke sungai atau laut
3)      Melakukan reboisasi
4)      Mengurangi pencemaran udara

PERLINDUNGAN TERHADAP GANGGUAN ORGANISME PENGGSNGGU TANANAM DAN KEBERLANJUTAN HASIL PERTANIAN
( kelompok 4 )

A.    Hama Pada Tumbuhan
Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkemabanganya terganggu. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.
·         Tikus
Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi
Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara – cara sebagai berikut :
  1. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
  2. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
  3. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
  4.  Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.
  • Wereng
Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang – lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati. Hama wereng ini dapat dikendalikan dengan cara – cara sebagai betikut :

1.       Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1 – 2 bulan.
2.      Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba – laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
3.      Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan.
  •  Walang Sangit
Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang juga meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan.
Walang sangit menghisab butir – butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam – hitaman. Faktor – faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai berikut.

1.      Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
2.      Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
3.      Penanaman tidak serentak
Pengendalian terhadap hama walang sangit dapat dilakukan sebagai berikut.

1.      Menanam tanaman secara serentak.
2.      Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
3.      Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.
4.      Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.
5.      Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.
6.      Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.
Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji – biji yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.

  • Ulat
Kupu – kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu – kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa sebut larva kupu – kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
  1. Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
  2. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
  3. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pertisid
  • Tungau
Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun – daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.



B.     Penyakit Pada Tumbuhan
  •  Jamur
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga, hingga buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh angin, air, serangga, atau sentuhan tangan.
            Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan menyebabkan bercak – bercak kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai berikut.
a)      Penyakit pada padi.
Penyakit pada ruas batang dan butir padi disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzea. Ruas – ruas batang menjadi mudah patah dan tanaman padi akhirnya mati. Selain itu, terdapat pula penyakit yang menyebabkan daun pedi menguning. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Magnaporthegrisea.
b)      Penyakit embun tepung.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini kadang – kadang menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji menjadi keropos dan akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang menyerang daun pertama pada kecambah sehingga tumbuhan menjadi kerdil. Tumbuhan kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun – daunnya terdapat kercak – bercak hitam.
Untuk memberantas jamur ini dilakukan pengendalian secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida pada tanaman yang terserang jamur.
  • Bakteri
Bakteri dapat membusukkan daun, batang, dan akar tumbuhan. Bagian tumbuh tumbuhan yang diserang bakteri akan mengeluarkan lendir keruh, baunya sangat menusuk, dan lengket jika disentuh. Setelah membusuk, lama – kelamaan tumbuhan akan mati. Tumbuhan yang diserang bakteri dapat diatasi dengan menggunakan bakterisida.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang menyerang pembuluh tapis batang jeruk (citrus vein phloem degeneration atau CVPD). CVPD disebabken oleh bakteri Serratia marcescens. Gejalanya adalah kuncup daun menjadi kecil dan berwarna kuning, buah menjadi kuning, sehingga lama – kelamaan akan mati. Penyakit CVPD yang belum parang dapat disembuhkan dengan terramycin, yang merupakan sejenis antibiotik.

  • Virus
Selain bakteri dan jamur, dalam kondisi yang sehat, tumbuhan dapat terserang oleh virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus cukup berbahaya karena dapat menular dan menyebar ke seluruh tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang sudah terlanjur diserang sulit untuk disembuhkan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain penyakit daun tembakau yang berbercak – bercak putis. Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV (tabacco mosaic virus) yang menyerang permukaan atas daun tembakau. Virus juga dapat menyerang jeruk. Penularan melalui perantara serangga.
  • Alga (Ganggang)
Keberadaan alga juga perlu diaspadai karena dapat menyebabkan bercak karat merah pada daun tumbuhan. Tumbuhan yang biasanya diserang antara lain jeruk, jambu biji, dan rambutan. Bagian tumbuhan yang diserang oleh alga biasanya bagian daun, ditandai adanya bercak berwarna kelabu kehijauan pada daun, kemudian pada permukaannya tumbuh rambut berwarnya cokelat kemerahan. Meskipun ukurannya kecil, bercak yang timbul sangat banyak sehingga cukup merugikan
Langkah – langkah yang harus dilakukan agar tumbuhan tidak tersenang penyakit antara lain sebagai berikut.
  1. Usahakan tumbuhan selalu dalam kondisi prima atau sehat dengan cara tercukupi segala kebutuhan zat haranya.
  2. Jangan membiarkan tumbuhan terlalu rimbun, pangkaslah sehingga selaruh bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
  3. Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan yang lain yang serung membawa bakteri atau jamur.
  4. Usahakan lingkungan selalu bersih.
  5.  Perhatikan tumbuhan sesering mungkun sehingga penyakit dapat terdeteksi sedini mungkin.
  6. Jika terdapat gejala – gejala yang tampak, pangkaslah bagian tumbuhan (daun, buah, ranting) yang terserang, kemudian dibakar agar tidak menular ke bagian atau tumbuhan yang lainnya.
  7. Penggunaan pertisida sebagai alternative terakhir untuk pengobatan hama dan penyakit pada tumbuhan.
      “Penggunaan Pestisida untuk Memberantas Hama dan Penyakit”
Penggunaan pestisida sintetis membutuhkan kecermatan, baik mengenai pilihan pestisida yang aman maupun petunjuk pemakaiannya. Hasil pemantauan rutin dapat digunakan untuk mengetahui Janis hama dan penyakit yang menyerang, dan menentukan jenis pestisida yang sesuai sasaran. Pemantauan juga bermanfaat agar penyemprotan tidak terlambat dengan menggunakan dosis dan waktu yang tepat sehingga pengendalian hama dan penyakit dapat berhasil. Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida harus memperhatikan jenis hama dan penyakit yang ada, populasi, serta tahap pengembangan hama tersebut. Penggunaan pestisida dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan hal -– hal berikut.
  • Pestisida biologi disesuaikan dengan jenis hama yang menyerang.
  • Pestisida harus selektif, yaitu untuk hama atau penyakit yang menyerang jenis tanaman tertentu.
  • Formulasi pertisida harus sesuai. Misalnya untuk hama yang masuk ke dalam bunga kurang cocok jika digunakan penyemprotan, namun lebig efektif jika berbentuk kabut sehingga lebih mudak untuk masuk ke dalam bunga.
  • Pestisida sistemik (masuk ke jaringan tumbuhan) atau kontak bersentuhan dengan hama, disesuaikan dengan tahap perkembangan hama. Pada fase dewasa, kutu putih mungkin sulit dikendalikan dengan perstisida kontak karena tubuhnya memiliki lapisan luar yang dapat melindunginya dari semprotan langsung. Pestisida sistemik akan lebih efektif karena larva yang baru menetas dan makan daun akan meti karena bahan aktif yanga ada dalam tumbuhan akan meracuni hama tersebut.
C.    Gulma
Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga perlu mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma – gulma ini akan berkompetisi dengan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi tempat persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat penting untuk menekan perkembangan hama yang dapat menyerang tumbuhan.
Berdasarkan karaktristik yang dimiliki, gulma dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu teki, rumput, dan gulma daun lebar.
  • Teki
Kelompok teki – tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis, karena memiliki umbu batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan – bulan. Contohnya adalah teki ladang (Cyperus rotundus).
  • Rumput
Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contohnya adalah alang – alang (Imperata cylindrica)
  • Gulma daun lebar
Berbagai macam gulma dari ordo Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Contoh dari gulma berdaun lebar ini adalah daun sendok.
       “Pengendalian Gulma”
Pengendalian gulma memerlukan strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan pengendalian gulma antara lain sebagai berikut :
a)          Jenis gulma dominant
b)          Tanaman budi daya utama
c)          Alternatif pengendalian yang tersedia
d)         Dampak ekonomi dan ekologi
Saat ini cukup banyak hebisida (pembasmi gulma) yang tersedia di toko pertanian. Meskipun demikian, kita perlu hati – hati dalam memilih dan menggunakan herbisida. Memperhatikan cara pemakaian herbisida dengan benar sangatlah dianjurkan.
Tujuan pembersihan gulma antara lain untuk mengurangi tumbuhan pengganggu yang akan menjadi pesaing tanaman utama. Selain itu juga karena gulma merupakan inang alternetif dan tempat persembunyian hama penyakit.
Setelah mempelajari tentang gulma yang selalu merugikan manusia, ada juga gulma yang tidak merugikan bagi siapapun, yaitu tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa l.), entah kenapa tanaman ini termasuk gulma, kami mendapatkan ini dari satu media Internet yang membahas tentang hama dan penyakit tumbuhan. Padahal pengertian dari gulma itu sendiri yaitu tanaman pengganggu yang menekan pertumbuhan hama dan penyakit, dilihat dari sisi manfaat tanaman rosela banyak sekali, antara lain mengatasi batuk, lesu, demam, gusi berdarah, penahan kekejangan, anti cacing, anti bakteri, anti septik, menurunkan kolesterol dalam darah, asam urat.
Melihat dari manfaat – manfaat tanaman ini, tanaman ini tidak menunjukkan tanaman yang mendatangkan penyakit bagi manusia, malah kebalikannya, tanaman ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit manusia, jadi mengapa banyak orang yang menyebut tanaman ini menjadi tanaman gulma? Karena tanaman rosela ini mudah sekali terserang penyakit dan menularkannya ke tumbuhan lain, dan banyak sekali hewan – hewan hama hinggap di daun / batangnya.




          SISTEM PERTANIAN TRADISIONAL, KONVENSIONAL, MODERN DI TINJAU DARI PRODUKSI PANGAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
( kelompok 5 )
A.      Pengertian Sistem Tradisional
Sistem pertanian tradisional adalah sistem pertanian yang masih bersifat ekstensif dan tidak  memaksimalkan input yang ada. Sistem pertanian tradisional salah satu contohnya adalah. Adapun ciri-ciri pertanian tradisional yaitu:
  1. Produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu, dua ataubeberapa tanaman saja yang di jadikan sumber pokok bahan makanannya.
  2. Produksi dan Produktivitas rendah karena hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana.
  3. Penanaman atau penggunaan modal hanya sedikit sekali.
  4. Tanah dan tenaga kerja manusia merupakan faktor dominan    
  5. Bersifat tidak menentu.
B.      Pengertian Sistem Pertanian Konvensional
          Pertanian konvensional adalah pertanian seperti yang dilakukan oleh sebagian besar petani di seluruh dunia saat ini. Pertanian ini mengandalkan input dari luar sistem pertanian, berupa energi, pupuk, pestisida untuk mendapatkan hasil pertanian yang produktif dan bermutu tinggi.
1.       Dampak Pertanian Konvensional      
  Dari pengalaman selama berpuluh tahun di semua negara, penerapan pertanian konvensional tidak membawa keadaan yang lebih baik tetapi justru menimbulkan masalah-masalah baru. Penerapan teknologi pertanian konvensional secara luas dan seragam mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan, kondisi sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat. Menurut Gliessmann (2007) dampak samping pertanian konvensional meliputi:
a.    Degradasi dan Penurunan Kesuburan Tanah.
b.    Penggunaan Air Berkelebihan dan Kerusakan Sistem Hidrologi.
c.    Pencemaran Lingkungan berupa kandungan bahan berbahaya di lingkungan dan makanan.
d.   Ketergantungan petani pada Input-input Eksternal.
e.    Kehilangan Diversitas Genetik seperti berbagai jenis tanaman dan varietas tanaman pangan lokal/tradisional.
f.     Peningkatan kesenjangan Global antara negara-negara industri dan negara-negara berkembang 
g.     Kehilangan Pengendalian Komunitas Lokal terhadap Produksi Pertanian.

C.      Pengertian Sistem Pertanian Modern
Pertanian modern atau dikenal dengan istilah pertanian spesialisasi menggambarkan tingkat pertanian yang paling maju.  Keuntungan (profit) komersial murni merupakan ukuran keberhasilan dan hasil maksimum per hektar dari hasil upaya manusia (irigasi, pupuk, pestisida, bibit unggul, dll) dan sumber daya alam merupakan tujuan kegiatan pertanian. Napitupulu (2000) menyatakan bahwa pertanian modern sebagai pertanian  yang tangguh dan efisien apabila dikelola secara professional dan memiliki keunggulan untuk memenangkan persaingan. pertanian modern seperti itu, memiliki ciri-ciri:
a.    Usahanya merupakan industri/perusahaan pertanian, memenuhi skala ekonomi,menerapkan teknologi maju dan spesifik lokasi, menghasilkan produk segar danolahan yang dapat bersaing di pasar global, dikelola secara profesional.
b.    9 Petani mampu mengambil keputusan rasional dan inovatif, memiliki jiwa kewirausahawan, memiliki menajemen yang modern dan profesional, memiliki informasi ke pasar global.
c.    Organisasinya memiliki asosiasi diantara petani yang kuat dan berjenjang dari tingkat desa ke tingkat nasional, bisa mengakses lembaga keuangan dan lembaga bisnis lainnya.
d.   Aturan mainnya mencerminkan adanya kesadaran tingkat makro dan mikro serta operasional berpihak kepada petani, khususnya konteks perdagangan global.
         





KETAHANAN PANGAN DITINJAU DARI ASPEK SWASEMBADAPANGAN, KEMANDIRIAN PANGAN DAN KEDAULATAN PANGAN
( kelompok 6 )

A.  DEVINISI KETAHANAN PANGAN
          Ketahanan pangan merupakan penentu dalam stabilitas nasional suatu Negara. Pada saat ini ketahanan pangan di Indonesia mengalami penurunan, banyak sekali kebutuhan pangan yang baru mengimpor diluar negeri.
Ketahanan pangan adalah kondisi dimana setiap masyarakat, baik perorangan maupun kelompok mampu mempertahankan makanannya sepanjang waktu, baik secara fisik maupun secara ekonomi.
Sedangkan pengertian ketahanan pangan menurut para ahli adalah suatu keadaaan dimana semua manusia pada saat mempunyai segala segala bentuk atau akses fisik, ekonomi, dan sosial  terhadapat tempatnya ( Mercy Corps, 2007 ).
                        Ketahanan pangan sendiri menurut literatur memiliki 5 unsur yang harus dipenuhi :
1.      Berorientasi pada rumah tangga dan individu
2.      Dimensi waktu setiap saat pangan tersedia dan dapat di akses
3.      Menekankan pada aspek pangan rumah tangga dan individu, baik fisik,, ekonomi dan sosial
4.      Berorientasi pada pemenuhan gizi
5.      Ditujukan untuk hidup sehat  dan produktif
Adapun secara umum, ketahanan pangan mencakup 4 aspek hal ini sebagaimana yang diakatakan  ( Balywati, 2004 ) diantaranya adalah sebagai berikut :
·         Kecukupan ( Sufficiency )
·         Akses ( acces )
·         Keterjaminan ( security )
·         Waktu ( time )
B.  DEVINISI SWASEMBADA
            Swasembada pangan adalah proses pengadaan sendiri kebutuhan pangan dengan bermacam-macam kegiatan yang dapat menghasilkan kebutuhan yang sesuai diperlukan masyarakat  Indonesia dengan kemampuan yang dimiliki dan pengetahuan lebih yang dapat menjalankan kegiatan ekonomi tersebut  terutama dibidang kkebutuhan pangan.




Hambatan dalam rencana swasembada pangan adalah :

§  Belum optimalnya jaringan irigasi
§  Benih
§  Katersedian pupuk
§  Tenaga kerja
§  Dan penyuluhan program pertanian
§   
1.      Belum optimalnya jaringan irigasi
Kerusakan infrastruktur jaringan irigasi kini mencapai 52%. Banyak irigasi baik primer dan sekunder tidak tertangani dengan baik. Solusinya adalah skala prioritas perbaikan jaringan irigasi jadi prioritas revolusi anggaran kementan, termasuk dari APBN perubahan ( kata Rasmono ).
2.      Benih
Realitas benih pada 2014 secara nasional kurang dari 20%. Anggaran yang disediakan  pemerintah tidak diserap baik oleh petani.  
     
3.      Ketersediaan pupuk
Ketersediaan pupuk disusupi distributor pupuk illegal. Hal ini terjadi dienam wilayah  produksi utama di Jawa Tengah. Distributor ilegall memasok petani dengan pupuk non-subsidi sehingga merugikan petani.
4.      Tenaga Kerja
Rata–rata setiap tahun terdapat  500 ribu rumah tangga petani yang beralih profesi. Pada tahun 2003, berdasarkan data biro pusat statistik, ada skitar 31 juta tenaga kerja di sektor pertanian, tetapi pada 2013 tinggal 26,5 juta.
5.      Penyuluhan program pertanian
Penyuluhan program-program pertanian belum optimal. Persoalannya ada pada perhiptani yang bertugas meningkatkan peran penyuluhan dalm mendukung program-program pertanian.
C.  KEMANDIRIAN PANGAN
            Kemandirian pangan adalah kemampuan Negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai ditingkat perseorangan dengan memanfaatkan pontensi sumber daya alam, manusia, social, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
                Devinisi kemandirian menurut para ahli :
a.       Menurut Masrun ( 1986:8 )
Kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertidak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri atau untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inspiratif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.
b.      Menurut Brawer dalam chabib toha ( 1993:121 )
Kemandirian adalah suatu perasaan otonomi, sehingga pengertian perilaku mandiri adalah suatu kepercayaan diri sendiri, dan perasaan otonomi diartikan sebagai perilaku yang terdapat dalam diri seseorang yang timbul karena kekuatan dan dorongan dari dalam diri seseorang yang timbul karena kekuatan dorongan dari dalam tidak karena terpengaruh dari orang  lain.
            C.  Menurut Kartini Kartono ( 1985:21 )
Kemandirian seseorang terlihat pada waktu orang tersebut menghadapi masalah. Bila masalah itu dapat diselesaikan sendiri tanpa meminta bantuan dari orang tua dan akan bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan maka hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut untuk mandiri.   
D.     DEVINISI KEDAULATAN PANGAN
                      Kedaulatan pangan adalah hak Negara dan bangsa yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menetukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal. (UU No. 18 Tahun 2012 ).
                   Terdapat tujuh prasyarat utama untuk menegakkan kedaulatan pangan, antara lain adalah :
·         Pembaruan agraria
Adalah suatu  upaya koreaktif untuk menata ulang struktur agraria yang timpang, yang memungkinkan eksploitasi manusia atas manusia, menuju tatanan baru dengan struktur yang bersandi kepada keadilan agrarian. Keadilan agrarian adalah suatu keadaan dimana tidak ada konsentrasi berlebihan dalam penguasaan dan pemanfaatan atas sumber-sumber agrarian pada segelintir orang.
·         Adanya hak akses rakyat terhadap pangan
Hak akses atas pangan adalah hak untuk mendapatkan akses yang teratur, tetap, dan bebas, baik secara langsung atau dengan membeli. Hak ini menjamin rakyat mendapat pangan yang memadai dan cukup baik secara kuantitatif, yang berhubungan secara langsung dengan tradisi masyarakat.
·         Penggunaan sumber daya  alam secara berkelanjutan
Sumber daya alam adalah kekayaan alam yang berupa mahluk hidup atau benda mati yang bisa memenuhi kebutuhan mahkluk hidup. Jadi, pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan aadalah prinsip yang dilakukan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam berkelanjutan dikembangkan dalam kegiatan pertanian.
Pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan sumber daya terbarukan dan tidak terbarukan untuk proses produksi dengan menekankan dampak negative terhadap lingkungan serendah-rendahnya. Juga menitiberatkan pada pengolahan sumber daya alam yang memanfaatkan produk hayati ramah lingkungan, biasanya diaplikasikan dalam kegiatan pertanian organik.



HUBUNGAN AGROTEKNOLOGI DAN AGRIBISNIS DALAM MENUNJANG KEMAJUAN PERTANIAN DI INDONESIA
( Kelompok 7 )
a.       Agrotekhnologi
Agroteknologi berasal dari 2 kata yaitu agro serta teknologi. Agro berasal dari agronomi yaitu ilmu yang mempelajari gejala (fenomena) dalam hubungannya dengan pertanian atau teori serta praktek dalam pengelolaan tanah serta produksi tanaman. Sedangkan teknologi berkaitan erat dengan sains serta perekayasaan. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi serta energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.
Intinya Agroteknologi akan mempelajari mengenai hal-hal yang berbau bahan pangan secara mentah , yang masih dalam bentuk produksi serta hal-hal yang berkaitan dengannya: tanah sebagai media tanam, pupuk sebagai pemberi nutrisi dan sebagainya.
·         Peran Agroteknologi Dalam Memajukan Pertanian
Dengan ilmu Agroteknologi inilah kita bisa memperbaiki system pertanian bahkan kita bisa menyalurkan ilmu yang kita ketahui kepada masyarakat yang membutuhkan ilmu ini untuk di tekuni dan diaplikasikan. Sehingga bisa menghasilkan petani-petani yang berkualitas dan sukses.
Di ruang lingkup pertanian, lulusan agroteknologi dapat bekerja sebagai Pengusaha atau pelaku bisnis pada komoditas perkebunan, pangan, hortikultura, dan atau kehutanan. Dapat juga menjadi Pengusaha atau pelaku bisnsi pada bidang perbenihan, pupuk, pestisida, sarana produksi pertanian lainnya, usaha industri rumah tangga berbasis pangan, dll. Mengelola Perkebunan-perkebunan baik milik pribadi, pemerintah, maupun swasta. Bekerja di Industri perbenihan, pupuk dan pestisida nasional dan multinasional. Bergabung di Kementerian pada Pemerintah Pusat dan berbagai badan dan pusat penelitiannya (Penelitian dan Pengembnagan/Litbang), Pemerintahan Daerah (Pemda) dengan dinas-dinas teknisnya, lembaga pembiayaan seperti bank-bank pemerintah dan swasta.
b.      Agribisnis
Agribisnis adalah sesuatu yang membahas tentang usaha pertanian baik secara sempit maupun secara luas, baik yang berhubungan langsung ataupun berhubungan tidak langsung kepada pertanian. Agribisnis juga merupakan jurusan kuliah yang lebih mengedepankan kepentingan bisnis di bidang pertanian, bukan budidayanya.
 Agribisnis merupakan system pertanian yang saling terkait mulai dari system hulu samai dengan sitem hilir yang memanfaatkan sumber daya yang ada dengan tujuan mendapatkan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Ø  Peran Agribisnis Dalam Memajukan Pertanian
a)      Sebagai Subsistem penyediaan sarana produksi
Sub system penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran. Kegiatan ini mencangkup perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, tekhnologi dan sumber daya agar penyediaan sarana produksi atau input usaha tani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.
b)      Subsistem Usahatani atau proses produksi
Sub sistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer. Disini ditekankan pada usahatani yang intensif dan sustainable (lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan semaksimal mungkin dengan cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam artian ekonomi terbuka
c)      Subsistem Agroindustri/pengolahan hasil
Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Dengan demikian proses pengupasan, pembersihan, pengekstraksian, penggilingan, pembekuan, pengeringan, dan peningkatan mutu.
d)      Subsistem Pemasaran
Sub sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada pasar domestik dan pasar luar negeri.
e)      Subsistem Penunjang
Subsistem ini merupakan penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi :
1.    Sarana Tataniaga
2.    Perbankan/perkreditan
3.    Penyuluhan Agribisnis
4.    Kelompok tani
5.    Infrastruktur agribisnis
6.    Koperasi Agribisnis
7.    BUMN
8.    Swasta
9.    Penelitian dan Pengembangan
10.    Pendidikan dan Pelatihan
11.    Transportasi
12.    Kebijakan Pemerintah

PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN REFORMASI DI INDONESIA
( kelompok 8 )
A.Pertanian pada masa orde lama
Di era orde lama, yakni ketika pemerintahan yang sah baru saja dibentuk dan bangsa Indonesia masih mengalami problem belajar berdemokrasi, Pertanian di masa itu praktis mengalami masa sulit seiring dengan ketidakstabilan situasi politik yang masih euforia pasca 350 tahun masa kolonialis dengan sistem tanam paksa dan 3,5 tahun kerja rodi. Di era serba terjepit, para pemimpin negeri ini berkali-kali mencoba mengembangkan formula untuk menyelamatkan pertanian. Departemen yang mengurusi bidang perikanan laut itu pun sudah ada sejak kabinet pertama dibentuk. Melalui Kementrian Kemakmuran Rakyat yang dipimpin oleh Menteri Mr. Sjafruddin Prawiranegara dibentuklah Jawatan Perikanan yang mengurusi kegiatan-kegiatan perikanan darat dan laut. Program swasembada beras sesungguhnya pula sudah dicanangkan di era Soekarno, tepatnya selama periode 1952-1956. Program swasembada beras dilaksanakan melalui Program Kesejahteraan Kasimo dengan didirikannya Yayasan Bahan Makanan (BAMA) dan berganti Yayasan Urusan Bahan Makanan (YUBM) pada 1953-1956.

B. Kebijakan-Kebijakan Pertanian Pada Masa Orde Lama
                                                                                                                                  
            Penyebutan "Orde Lama" merupakan istilah yang diciptakan dibawah rezim Suharto yaitu masa Orde Baru. Di era orde lama, yakni ketika pemerintahan yang sah baru saja dibentuk dan bangsa Indonesia masih mengalami problem belajar berdemokrasi, Pertanian di masa itu praktis mengalami masa sulit seiring dengan ketidakstabilan situasi politik yang masih euforia pasca 350 tahun masa kolonialis dengan sistem tanam paksa dan 3,5 tahun kerja rodi.
1. Rencana Kasimo (Kasimo Plan)                                               
Rencana kasimo ini adalah semacam rencana produksi tiga tahun (1948-1950) yang sederhana, yang terutama dimaksudkan untuk menaggulangi keadaan darurat pada waktu itu. Ketika itu memnag hubungan dengan dunia luar terputus sama sekali, dan masalah pokok yang dihadapi adalah masalah pangan, maka yang menjadi pokok yang dihadapi adalah masalah pangan, maka dari itu yang menjadi pokok perhatian dan rencana ini adalah bagaimana dapat melakukan swasembada dibidang pangan. Jadi, jauh sebelum orang lain berbicara soal swasembada pangan, kasimo sebenarnya sudah melaksanakan pada zaman
2. Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA)
Undang-Undang Pokok Agraria (Undang-Undang Pokok Agararia) merupakan Undang-Undang yang pertama kalinya memperkenalkan konsep Hak Menguasai Negara3. Perumusan pasal 33 dalam UUD 1945: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Inilah dasar konstitusional pembentukan dan perumusan Undang-Undang Pokok Agraria (Undang-Undang Pokok Agararia). Dua hal pokok dari pasal ini adalah sejak awal telah diterima bahwa Negara ikut campur untuk mengatur sumber daya alam sebagai alat produksi, dan pengaturan tersebut adalah dalam rangka untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Penghubungan keduanya bersifat saling berkait sehingga penerapan yang satu tidak mengabaikan yang lain.
UUPA menciptakan Hukum Agraria Nasional berstruktur tunggal, berdasarkan atas Hukum Adat tentang tanah, sebagai hukum aslinya sebagian terbesar rakyat Indonesia.
Dalam Penjelasan Umumnya, dinyatakan tujuan diberlakukannya UUPA adalah:
         Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional yang akan merupakan alat untuk membawa kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi negara dan rakyat tani, dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur;
         Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan;
         Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.
C. Kebijakkan Pertanian pada masa Orde Baru
1.          REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
REPELITA adalah Rencana Pembangunan Lima Tahun yang menjadi kebijakan dari Presiden Soeharto pada masa Orde Baru untuk meningkatkan pembangunan Indonesia dari segi apa saja, tetapi lebih diutamakan pada pembangunan sektor pertanian.
2.        Revolusi Hijau
Revolusi Hijau merupakan upaya untuk meningkatkan produksi biji-bijian dari hasil penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari beragam varietas gandum, padi dan jagung yang membuat hasi panen komoditas tersebut meningkat di negara-negara berkembang.
3.        Pembangunan Irigasi dan Produksi Padi
Mengenai perkembangan luas lahan dan luas produksi padi yang dihasilkan, terlihat bahwa sejak masa Orde Baru memegang pemerintahan (1966) sampai dengan tahun 1987 luas lahan irigasi melonjak hampir 2 kali lipat dengan laju sebesar 2,4% per tahun. Luas kenaikan maksimum dicapai pada tahun 1987. tendensi ini diikuti dengan melonjaknya jumlah produktifitas padi. Pada tahun 1987 produksi padi meningkat hingga 44 juta ton, naik 3 kali lipat sejak tahun 1966. Tingkat produksi yang dicapai ini diperoleh dengan naiknya intensitas tanam hingga mencapai rata-rata 1,8. Mengenai kenaikan produksi persatuan luas, tercatat naik dari 2,4 ton/ha menjadi 4,5 ton/ha. Nilai ini bila diplotkan ke dalam sejarah evolusi padi di negara-negara berkembang dengan Jepang sebagai perbandingan, telah berada di fase keempat bersama-sama dengan Taiwan.
4.        BIMAS, INMAS, INSUS Dan Panca Usaha Pertanian
Dalam rangka meningkatkan produk pertanian, pemerintah Orde Baru melaksanakan program intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian yang dimulai sejak Pelita I dan Pelita-Pelita berikutnya. Pada waktu itu dilaksanakan program Bimbingan Masal (BIMAS) yang kemudian berubah menjadi Intensifikasi Masal (INMAS), Intensifikasi Khusus (INSUS) dan Panca Usaha Pertanian. Dalam usaha meningkatkan produksi pertanian padi, dilakukan penanaman bibit unggul, seperti Varietas Unggul Baru (VUB) atau High Yealding Varietas (HYV) sebagai hasil penelitian International Rice Research Institute (IRRI).
     Hubungan Revolusi Hijau Dengan Orde Baru
Revolusi Hijau merupakan revolusi biji-bijian dari hasil penemuan ilmiah berupa benih unggul dari berbagai varietas gandum, padi, dan jagung yang membuat hasil panen komoditas tersebut meningkat di begara-negara berkembang. Revolusi hijau lahir karena masalah pertambahan penduduk yang pesat. Pertambahan penduduk harus diimbangi dengan peningkatan produksi pertanian.
Upaya peningkatan produksi pertanian digalakkan melalui :
1.        Pembukaan lahan pertanian baru
2.        Mekanisme pertanian
3.        Penggunaan pupuk baru
4.        Mencari metode yang tepat untuk pemberantasan hama
D.    Gerakan Petani pada masa Orde Baru
1.        Tanah Untuk Petani
Tanah untuk petani adalah konsep pembaruan agraria yang termuat dan tersusun secara normatif dalam UUPA 1960, sebagai jawaban atas problem agraria yang diwariskan pemerintahan kolonial.
Menurut Gunawan Wiradi (2000), konsep pembaruan agraria kita mengacu pada konsep new populism. Atas dasar ini, maka luas kepemilikan/penguasaan tanah dibatasi dengan batas luas maksimum dan minimum. Namun, dalam perjalananya, setelah Orde Baru berkuasa, semangat pembaruan agraria sebagaimana yang diamanatkan dalam UUPA menjadi sesuatu yang tak berarti, karena seperti yang kita ketahui bersama, rezim Orde Baru lebih memfokuskan pada persoalan pembangunan nasional yang berlandaskan penjualan sumber daya alam kepada swasta, baik nasional maupun asing.
2.        Gerakan Protes Petani
Gerakan protes petani merupakan akumulasi dari keresahan sosial yang dirasakan oleh para petani. Keresahan sosial tersebut muncul, sebagai akibat proses eksploitasi dan pemaksaan kehendak tuan tanah dan kebijaksanaan pemerintah di daerah Klaten. Dua pihak lawan tersebut, dijelaskan oleh BTI, sebagai pihak penikmat surplus saja dan menghalangi akses terhadap tanah melalui harga sewa, pajak, dan institusi ekonomi lainnya.
E. Pola Pertanian di Era Reformasi
Di era reformasi, dewasa ini tentunya sistem pola pembangunan pertanian di Indonesia semakin berkembang dibanding era orde baru. Para petani melanjutakan pembangunan era orde baru yang menggunakan pembasmi hama, teknik pembibitan yang lebih ditingkatkan sehingga padi dapat menghasilkan panen yang lebih banyak dan lebih meningkat pada kualitas hasil produksi.
Selain itu pola memanen yang dulunya dilakukan secara sendiri kini sudah menggunakan mesin untuk mempercepat proses memanen dan lahan dapat segera ditanami kembali.
Dan semakin berkembangnya teknologi pertanian di Indonesia, lahan-lahan yang sulit digunakan untuk ditanami pun mulai dibuka menjadi areal tanam bagi tanaman yang memberikan penghasilan bagi devisa negara, seperti halnya penanaman di lahan yang tergenang maupun lahan yang tidak rata ataupun berbukit.





MEMBANGUN PERTANIAN MASA DEPAN SECARA BERKELANJUTAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
( kelompok 9 )
A.   Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0.
Seiring berjalannya waktu, inovasi terhadap sektor pangan dan energi guna meningkatkan kemandirian pangan dan energi terus menjadi perhatian. Mengingat era revolusi industri 4.0 sudah didepan mata sehingga diperlukan inovasi yang mumpuni agar sektor pangan dan energi tidak tergerus arus perubahan era modernisasi. Era revolusi industri 4.0 secara tidak langsung telah menyebabkan kebijakan pembangunan industri diarahkan untuk mengembangkan perwilayahan industri dan meningkatkan jumlah populasi industri guna meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional. Industri merupakan sektor yang penting bagi perekonomian Indonesia. Guna meningkatkan PDB sektor industri, pemerintah harus mendorong para pelaku usaha sektor pengolahan untuk segera mengadopsi revolusi industri 4.0. Guna meningkatkan produktivitas dengan mengandalkan teknologi. Dengan mengadopsi kemajuan teknologi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi bahan baku serta memberikan nilai tambah produk. Agar tidak menjadi ancaman pengurangan lapangan kerja, revolusi industri difokuskan pada sektor unggulan yang dapat menjadi penggerak perekonomian domestik.
B.   Kondisi Pembangunan Pertanian Saat Ini.
Kondisi pertanian saat ini diuraikan sebagai berikut: Pendapatan petani masih rendah baik secara nominal maupun secara relatif dibandingkan dengan sektor lain. Usaha pertanian yang ada didominasi oleh ciri-ciri : (a) skala kecil, (b) modal terbatas, (c) teknologi sederhana, (d) sangat dipengaruhi musim, (e) wilayah pasarnya lokal , (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h) Pasar komoditi pertanian sifatnya mono/oligopsoni sehingga terjadi eksploitasi harga pada petani.
C.  Permasalahan Pembangunan Pertanian.
a)      Lahan.
(Konversi lahan yang tidak terkendali & Keterbatasan dalam pencetakan lahan baru).
b)      Penurunan kualitas lahan.
(Ratarata kepemilikan lahan yang sempit & Ketidakpastian status kepemilikan lahan)
c)      Infrastruktur.
(Kerusakan jaringan irigasi yang tinggi).
d)     Pendangkalan waduk.
(Kurang memadainya sarana pelabuhan dan transportasi ternak).
e)      Benih.
(Sistem pengadaan benih yang tidak sesuai dengan musim tanam).
f)       SDM.
(Kemampuan petani, peternak dan pekebun dalam memanfaatkan teknologi maju).
g)      Menurunnya minat generasi muda untuk terjun di bidang pertanian.
h)      Keterbatasan tenaga penyuluh, pengamat OPT, Pengawas Benih Tanaman serta tenaga Kesehatan Hewan.
i)        Permodalan.
(Sulitnya akses petani terhadap permodalan).
Ditinjau dari sudut ekonomi pertanian maka adanya persoalan penduduk dapat dilihat dari tanda-tanda berikut:
§  persediaan tanah pertanian yang makin kecil.
§  produksi bahan makanan per jiwa yang terus menurun.
§  bertambahnya pengangguran.
§  memburuknya hubungan-hubungan pemilik tanah dan bertambahnya hutang-hutang pertanian.
D.  Tantangan Pembangunan Pertanian.
  • Perubahan Iklim.
Gagal panen yang akan berakibat kelangkaan/krisis, Kondisi Perekonomian Global,
Terjadi pelemahan nilai tukar rupiah, harga produk dan biaya produksi menjadi lebih mahal.Krisis ekonomi berdampak pada pelemahan ekspor dan Gejolak Harga Pangan.
  • Bencana Alam.
Kemampuan dan ketersediaan pangan sering terganggu, Peningkatan Jumlah Penduduk Melebihi kapasitas lahan yang tersedia
  • Aspek Distribusi.
Mengingat Indonesia sebagai Negara kepulauan. Diperlukan aksesibilitas dan sarana transportasi yang lebih efisien.
  • Laju Urbanisasi.
Laju urbanisasi yang tinggi, sehingga generasi muda cenderung meninggalkan perdesaan/pertanian. Sektor pertanian menjadi kurang diminati generasi
E.   Kebijakan Pembangunan Pertanian.
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan umum kebijakan pertanian kita adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat penghidupan dan kesejahteraan petani meningkat.
1). Kebijakan Harga.
Kebijakan ini merupakan salah satu kebijakan yang terpenting di banyak negara dan biasanya digabung dengan kebijakan pendapatan sehingga disebut kebijakan harga dan pendapatan (price and economic policy
2). Kebijakan Pemasaran.
Di samping kebijakan harga untuk melindungi petani produsen, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan khusus dalam kelembagaan perdagangan dengan tujuan yang sama, tetapi dengan tekanan pada perubahan mata rantai pemasaran dari produsen ke konsumen, dengan tujuan utama untuk memperkuat daya saing petani.

3). Kebijakan Struktural.
Kebijakan struktural dalam pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki strukutur produksi misalnya luas pemilikan tanah, pengenalan dan pengusahaan alat-alat pertanian yang baru dan perbaikan prasarana pertanian pada umumnya baik prasarana fisik maupun sosial ekonomi.
4). Kebijakan Perdagangan.
Tujuan dari kebijakan perdagangan adalah untuk memperlancar atau menghambat pemasaran komoditi dari suatu wilayah ke wilayah yang lain. Kebijakan perdagangan merupakan suatu pembatasan yang diberlakukan pada impor dan ekspor suatu komoditas.





RANGKUMAN METERI ILMU PERTANIAN DARI KELOMPOK 1 HINGGA 9  

  Description: Description: File:Logo Universitas Tadulako Palu.png

NAMA : MUH NURRODDIN
STAMBUK :             E 281 18 015
PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI
MATA KULIAH : ILMU PERTANIAN
SEMESTER 1



UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS PERTANIAN
TAHUN AJARAN 2018/1019


Komentar